Entri Populer

Senin, 14 Februari 2011

game DINAMIKA kelompok

DINAMIKA KELOMPOK

oleh Drs. Nanang SH, M.Pd
Pengawas DIKMEN Kab. Garut


1. BALON BESAR

Deskripsi
Setiap peserta diberi sebuah balon yang masih kempes. Selanjutnya, masing-masing peserta diminta untuk meniup balon tersebut sebesar-besarnya, bahkan sampai meletus.
Tujuan
Menumbuhkan motivasi melalui peniadaan ketakutan dan mengubah ketakutan menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Prosedur
Setiap peserta diberi sebuah balon yang yang belum ditiup (masih kempes). Instruktur memberi perintah untuk setiap peserta agar meniup balon yang sebesar-besarnya. Jika ada sebuah balon yang bocor atau berlubang, mereka diminta untuk segera melapor kepada tutor, dan tutor akan menggantinya akan menggantinya dengan balon yang lain.
Balon yang telah ditiup dan menjadi besar supaya terus ditiup hingga meletus. Peserta yang berhasil meniup balonnya sampai meletus paling cepat akan mendapatkan hadiah. Dalam kenyataan , tidak semua peserta berani terkejut. Tidak semua orang bisa menerima kenyataan bahwa ada sesuatu yang menakutkan, yaitu suara letusan balon. Banyak orang yang benar-benar takut karena bunyi yang mengejutkan tersebut. Sementara beberapa orang yang lain paling tidak senang bila terkejut. Jadi, kelompok yang terakhir juga takut pada letusan itu. Letusan itu tidak bisa di prediksi terjadinya. Oleh karenanya , setiap tiupan pada balon merupakan momen yang mencekam bagi orang tertentu. Belum lagi jika suasananya dibuat menegangkan.
Orang tidak bisa dipaksa untuk tidak merasa takut. Apalagi diolok-olok karena ketakutannya. Orang yang takut bisa melakukan tindakan “apa saja”, yang intinya supaya tidak melakukan apapun yang mereka takuti hal itu bertentangan dengan permainan tersebut. Orang yang berani dan yang takut harus meniup balon sampai meletus. Di sinilah penghayatan sebuah ketakutan bisa dijelaskan secara nyata. Dalam berbagai pengalaman di lapangan, pada awalnya banyak yang menolak untuk melakukannya. Bahkan ada juga yang sampai menangis dan tetap tidak bisa melakukannya. Dalam keadaan seperti itu, peranan tutor untuk mengarahkan semua peserta agar sukses sangatlah menentukan. Kebanyakan pelatihan yang menggunakan permainan itu berakhir dengan fun. Semuanya gembira, apakah itu sipemberani, si coba-coba, si penakut, yang tertawa sejak awal atau yang frustasi sampi menangis. Semuanya berakhir dengan menggembirakan. Jika semua peserta sudah berhasil melakukan tugasnya, tepuk tangan yang meriah perlu dilakukan untuk menyambut keberhasilah bersama.
Diskusi
1. Bagaimana saja sikap peserta pelatihan ketika ada tugas meniup balon ?
2. Bagaimana saja sikap peserta pelatihan ketika diminta untuk memecahkan balon?
3. Sikap apa saja yang biasanya ditunjukan oleh orang yang berani meletuskan balon kepada mereka yang tidak berani meletuskan balon ?
4. Apa saja yang dilakukan tutor ketika ada peserta yang menolakaktivitas ini ?
5. Pelajaran apa saja yang diambil dari permainan itu ?
6. Pesan apa saja yang sebaiknya dilakukan tutor ketika semua peserta telah berhasil memecahkan balon ?
Pembahasan
Satu kesan utama yang bisa ditarik dari permainan ini adalah adanya sesuatu yang lucu dan segar di awal perintah, yakni ketika tutor membagikan satu balon ke masing-masing peserta. Ada yang tertawa, geli, bercanda bahkan berkelakar dengan balon yang dipegangnya. Namun, suasana yang penuh canda tersebut berubah menjadi menegangkan ketika tutor meminta semua peserta meminta meniup balon hingga pecah. Bayangan yang muncul adalah ketakutan pada titik antara kondisi balon yang semakin membesar dengan letusan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya, apakah akan meletus pada satu tiupan lagi, dua tiupan, atau tiga dan seterusnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa yang mendebarkan jantung itu bisa menjadi sesuatu yang paling menakutkan bagi kebanyakan orang. Ada yang takut karena bunyinya yang mengejutkan. Ada yang takut karena proses meletusnya harus dilalui dengan saat-saat yang sangat mendebarkan ada yang takut pada suara, letusan dan percikan karet yang pecah dan masih banyak ketakutan lainnya.
Ketakutan yang dihadapi oleh kebanyakan orang ternyata menjadi sesuatu yang subjektif. Banyak orang yang pikirannya sudah dipengaruhi oleh hal-hal buruk di dunia ini. Sejak bangun pagi, mereka sudah disuguhi berita yang menegangkan di Koran maupun televisi. Orang-orang ingin sarapan, tetapi tidak mau ketinggalan berita. Kenyataanya, apa yang terjadi di sekitar kehidupan adalah banyaknya berita tentang “letusan” yang menegangkan, seperti tembakan, perampokan, pengejaran, penangkapan dan berbagai aksi brutal yang lainnya. Seseorang yang berada di tengah jalan mendengar juga kabar yang menegangkan melalui radio di mobil atau sesuatu yang benarbenar terjadi di jalan raya. Di tempat kerja, banyak berita tentang sadisme, penipuan, pemaksaan dan persaingan tidak sehat yang beredar dengan luas. Hingga malam hari menjelang tidur, tetap saja ada berita yang menegangkan, yang tidak bisa diperkirakan apan suatu hal frontal menjadi letupan yang menakutkan. Jantung bisa lebih terpacu lebih kencang. Kesimpulannya, seseorang seperti dalam penggambaran di atas merasakan ketegangan dari pagi sampai malam, terutama orang yang tinggal di daerah metropolitan dan kosmopolitan.
Ketakutan itu selamanya menakutkan. Jika setiap orang sadar akan hal itu , maka hidupnya akan termotivasi. Hidup orang tersebut akan menjadi lebih tenang. Kenyamanan hidup bisa dinikmati oleh orang tersebut. Ada orang yang takut menghadapi pesaingnya, ada yang takut jika dimarahi oleh atasannya, ada yang takut dengan debt collector, dan ada yang takut dengan masa depannya. Semua ketakutan itu nilainya setara dengan yang ketakutan dengan suara letusan balon. Namun bagi kebanyakan orang, rasa takut adalah sesuatu yang “menantang”. Ternyata banyak orang yang suka dengan hal yang menantang, sebagai outputnya seseorang akan merasa puas dan bangga jika sudah melaluinya.
Letusan balon hanyalah hal ringan yang tidak membahayakan. Jika orang tahu bahwa itu hal yang biasa maka seseorang tidak perlu takut. Bukanlah letusan balon itu identik dengan menghadapi masa depan ?


Variasi
Permainan meniup dan memecahkan balon itu bisa diiringi dengan lagu yang mendebarkan, seperti yang biasa terjadi di film laga, musik itu akan menciptakan suasana yang memantapkan ketagangannya. Namun, ketika semua peserta berhasil musik ceria akan menggantikan ketegangan sehingga suasana menjadi sangat melegakan.
Kunci
Jika ada satu atau bebarapa peserta yang takut, tutor harus bisa mengambil sikap membujuk peserta supaya hanya meniup balon sampai beberapa tiupan saja agar tidak meletus. Namun, ketika balon sudah mulai agak besar, tutor lah kemudian akan meletupkan balon dengan menusuknya menggunakan jarum. Dengan demikian peserta tersebut dihitung sebagai peserta yang berhasil juga karena balaonnya telah meletus
Jika peserta benar-benar takut bahkan hanya untuk memegang balon tutor membantu meniupkan balon tersebut. Peserta diminta memegang balon yang sudah besar dan tutor menusuknya dengan jarum sehingga akan terjadi letusan balon.

2. BINATANG FAVORIT

Deskripsi
Setiap peserta seminar diminta menuliskan nama seekor binatang yang paling disukai oleh peserta, binatang itu sebaiknya yang dianggap bisa memberi inspirasi untuk maju dan memberikan motivasi hidup peserta. Setelah memiliki seekor binatang, peserta diminta membuat daftar kelebihan, cirri, manfaat binatang tersebut bagi kehidupan peserta. Mereka diminta melakukan presentasi tentu ada peserta yang menggunakan canda. Humor itulah yang membuat suasana seminar menjadi segar.
Tujuan
Mendapatkan motivasi dari berbagai symbol yang ada di sekitar kehidupan dan dari penuturan orang lain yang termotivasi.
Prosedur
Kepada setiappeserta dibagikan kertas kosong, masing-masing satu lembar. Mereka diminta untuk menggambar binatang yang paling disukai. Binatang itu tidak saja sebagai hiasan atau kesenangan biasa, tetapi dianggap bisa memberikan kekuatan batin bagi hidup seseorang. Binatang yang diangap sebagai inspirasi dalam hidupnya atau bisa memotivasi untuk maju. Setelah selesai dengan gambar di kertas, setiap peserta diminta menuliskan lima alasan dipilihnya binatang itu. Misalnya karena kekuatan, keuletan, suka menolong, tidak pernah menyerah, dan sebagainya.
Setelah menuliskan alasan kelebihan binatang yang dipilih oleh peserta, mereka diminta untuk tampil ke depan untuk menceritakan apa yang digambar, nama binatang itu, dan motivasi yang diberikan oleh binatang itu. Setiap peserta yangtelah selesai menceritakan apa yang ditulisnya perlu disambut dengan aplaus yang mampu memberikan semangat.
Diskusi
1. Apa yang biasanya menjadi kendala peserta saat menggambar binatang?
2. Binatang apa yang paling banyak dipilih oleh peserta pelatihan?
3. Bagaimana jika ada seseorang yang tidak bisa menggambarkan binatang pilihannya?
4. pelajaran apa yang disa dipetik dari permaianan ini?
5. Jika ada lebih dari satu binatang yang diidolakan peserta, binatang mana yang sebaiknya dipilih?
6. Bagaimana cara mengambil motivasi seoptimal mungkin daro peserta lain?
Pembahasan
Motivasi bisa dimulai dri mana saja dan dengan apa saja. Dalam permainan ini, digunakan objek berupa binatang. Binatang adalah satwa yang sangat umum, bisa di jumpai dengan mudah di mana saja. Namun dalam pelaksanaanya, apa yang bisa dijumpai dengan mudah justru bisa menjadi bahan inspirasi dan motivator bagi kehidupan seseorang. Ketika seseorang memilih kuda , misalnya, dia akan menghubungkannya dengan beberapa sifat kuda yang positif, antara lain gesit, tidak cepat leleah dan larinya cepat dan bisa sangat bermanfaat dalam kehidupan untuk mencari uang, yaitu untuk menarik pedati, menjadi kuda pacu dalam balapan kuda, dididik menadi pandai dan main di sirkus serta menjadi symbol kuda yang kuat dan kokoh.
Dalam kehidupan bisnis, seorang pelaku bisnis bisa saja menjadi tidak bergairah karena kalah dalam tender. Seseorang yang memiliki motivasi tidak akan sampai terjerembab walaupun jatuh dalam kegagalan. Ungkapan itu merupakan ungkapan yang umum untuk menjadi sebuah motivasi. Sarana motivasi seperti demkian jika disadari sebenarnya akan sering dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Motivasi menyebabkan seseorang bisa tetap m,emiliki vitalitas yang tinggi. Ada seorang direktur di sebuah perusahaan yang selalu menyimpan sebuah gambar kecilnya di dompetnya. Bukan gambar pacarnya atau saudaranya melainkan seekor gambar anak kucing. Dia pernah bercerita bahwa dirinya terinspirasi oleh anak kucing itu. Pada suatu hari dia menemukan seekor anak kucing di bawah mobilnya, kucing itu basah kuyup dan terlihat menggigil kedinginan. Ketika seorang pembantu rumah tangga membuang anak kucing tersebut ternyata kucing tersebut mengeong dan kembali lagi ke tempat tersebut yaitu ke bawah mobil. Pembantu mencoba membawa kucing tersebut ka pasar dengan harapan kucing tersebut tidak akan kembali tetapi ternyata dalam 10 menit kucing tersebut kembali kerumah dan berada di bawah mobil lagi. Direktur menjelaskan pada saat itu dia sedang mengalami kegundahan karena dia merasa khawatir dengan penawaran produknya yang telah dikirimkannya sebanyak lima kali kepada salah satu perusahaan terkemuka. Hingga satu bulan belum ada persetujuan atau kontrak dari perusahaan tersebut. Dia sangat berharap agar dapat mengikuti tender atau persaingan, bahkan produknya bisa diterima di perusahaan tersebut. Dalam jangka waktu satu bulan dan lima kali menelpon dan hanya dijawab belum ada keputusan adalah hal yang sangat mengkhawatirkan dirinya. Direktur tadi teringat pada kucing yang tidak ada harapan yang sangat ulet dan selalu kembali ke rumah walaupu ditolak, yang akhirnya diterima dan dipelihara dengan baik. Dari inspirasi sederhana itu akhirnya direktur memiliki satu tekad bulat untuk mencoba sekali lagi mengontrak perusahaan yang belum memberi keputusan tersebut. Bahkan akhirnya dia menjadi sangat bersemangat jika nantinya dia di jawab dengan baik dengan keuletan dan ketekunan tersebut akhirnya dia memenangkan tender di perusahaan tersebut.
Motivasi bisa diciptakan oleh seseorang. Seseorang yang sukses bisa menciptakan motivator yang mampu memberikan semangat pada dirinya. Cirri direktur di atas menunjukan langkah yang simpel bahwa jika dia sudah lelah dengan sebuah usaha keras tetapi belum mendapatkan hasil dia hanya perlu membuka dompetnya dan terciptalah suasana yang mengubah kelelahannyamenjadi hidup yang penuh dengan daya juang.
Variasi
Sebagai variasi dari permainan ini, objek yang dibahasa atau dipakai tidak terbatas pada binatang saja tetapi bisa berupa pada alat transportasi atau benda lain .
Ketika peserta membagikan pengalaman apa yang telah dialaminya dan menjadi termotivasi karena objek yang dipilihnya. Tutor kemudian bisa juga memilih presenter terbaik atau cerita yang paling menarik. Pemilihyan bisa secara demokratis oleh seluruh peserta yang mengikuti seluruh acara tersebut. Suara terbaik akan menjadi pemenang dan ditentukan sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah yang sangat menarik.

3. SEGITIGA, KOTAK DAN LINGKARAN


Deskripsi
Instruktur memberikan waktu lima menit kepada peserta pelatihan untuk membuat gambar yang unsurnya etrdiri dari segitiga, kotak (segi empat), dan lingkaran. Peserta bolaeh menggambar orang (seperti contoh), pemandangan, mobil, binatang, dan lain sebagainya. Setelah waktu lima menit selesai, peserta mengumpulkan hasil gambarnya kepada tutor. Tutor kemudian menghitung jumlah segitiga paling sedikit dan paling banyak dari semua gambar peserta pelatihan. Demikan juga dengan kotak (segi empat) serta lingkaran. Dari data tersebut, tutor akan menerangkan makna dari apa yang telah mereka lakukan selama lima menit tadi.

Tujuan
Menunjukan kepada semua pserta bahwa lebih serius lagi dalam hidup dan pekerjaan memungkinkan seseorang bisa lebih berhasil lagi karena potensi/kreativitas, kemampuan, dan keauan bisa semakin dioptimalkan sehingga akan dihasilkan karya yang besar.
Prosedur
Seluruh peserta pelatihan dibagikan kertas kosong masing-masing satu lembar. Mereka diminta untuk mencatat nama masing-masing. Tutor kemudian memberikan instruksi untuk membuat gambar apa saja, bisa mobil, kapal laut, rumah, orang, dan lain sebagainya. Bagian yang terpenting dari gambar yang dibuat peserta tersebut adalah semuanya harus terdiri dari unsure segitiga, segi empat, dan lingkaran. Waktu yang diberikan adalah lima menit. Peserta harus mengerjakan gambarnya menurut feeling dan intuisinya sendiri-sendiri. Mereka tidak diperbolehkan mencontoh atau melihat pekerjaan peserta yang lain.
Selama mengerjakan tugas, bisa diperdengarkan lagu sentimental untuk mendorong daya kreasi peserta dan untuk mengisi kekosongan. Setelah batas waktu lima meniti selesai, semua peserta tidak boleh melanjutkan pekerjaan lain. Selaggi atau tidak selesai, peserta tidak boleh menggambar lagi.
Diskusi
1. Bagaimana ekspresi peserta ketika mereka diminta menggambar?
2. Apakah ada peserta yang over atau underacting terhadap tugas tersebut?
3. Bagaimana cara terbaik menghadapi reaksi peserta yang bermacam-macam?
4. Dalam alokasi waktu lima menit, sikap apa saja yang terlihat dari masing-masig peserta?
5. Dimanakah letak kesulitan dan kemudahan permainan tersebut?

Pembahasan
Gambar yang dihasilkan peserta tidak ada batasannya, maksudnya adalah bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan apa yang ingin digambarnya. Jika dalam pikiran seseorang menggambar mobil dianggap lebih mudah, maka orang tersebut akan dengan cepat membuat gambar mobil tersebut. Tentunya, ada peserta yang ingin menunjukan gambar yang spektakuler. Seperti menggambar rumah lengkap dengan atap yang detail, dilengkapi dengan pepohonan, awan dan langit sebagai latar. Semuanya tergantung pada sikap masing-masing peserta dalam “menerjemahkan” instruksi untuk menggambar sesuatu dalam waktu yang ditentukan.
Tidak heran apabila saat diinventaris, jumlah segitiga, segi empat, danlingkaran yang digambar oleh peserta ada yang minim sekali, mulai 1 sampai 20 bahkan ada yang 0 (nol). Artinya ada peserta yang menghilangkan unsure lingkaran atau segitiga atau segi empat dalam gambarnya. Misalnya saat menggambar mobil yang diperlukan cukup berupa segi empat dan dua buah lingkaran sebagai rodanya dan satu lagi lingkaran sebagai stir mobil. Bisa jadi hanya baru dua menit berjalan, peserta sudah dapat menyelesaikan gambarnya. Tidak ada lagi yang perlu digambar. Sisa waktu tiga menit diisi dengan ikut menyanyikan lagu yang diperdengarkan, atau sedikit membuat dengan meneriakan bahwa dia selesai paling cepat. Dari sisi gambar yang dibuat, tidak ada dan mungkin baginya untuk tidak menggambar segitiga pada objek yang dibuatnya. Peserta lain bisa saja ada yang ikut-ikutan menyudahi aktivitasnya, tetapi ada yang masih terus menggambar dengan serius, memberikan kelengkapan atas karya yang digambarnya. Peserta bisa menambahkan aksesori senjata (untuk gambar kapal laut) dan sebagainya. Bahkan sampai ada yang merasa belum selesai ketika tutor menginstruksikan untuk berhenti menggambar, yang merupakan pertanda bahwa waktu lima menit telah usai.
Secara psikologis, unsure segitiga, segi empat dan lingkungan dalam permainan ini memiliki makna yang dalam.

= Kreatifitas (Creativity)



= Kemampuan (Ability)



= Kemauan (Will)



Pelajaran yang dapt diambil adalah :
Ada peserta yang bisa memanfaatkan waktu dengan mempergunakan unsure segitiga, segi empat dan lingkaran lumayan banyak, tetapi banyak peserta yang tidak memanfaatkan waktu dan elemen yang ada sesuai dengan alokasi waktu. Albert eninstein, Isaac Newton, Ludwig van Beethoven memiliki waktu 24 jam sehari. Apakah waktu kita sama dengan mereka dalam sehari? Yang jelas sama, bukan ? kita hidup dengan waktu 24 jam sehari, lalu mengapa, orang-orang tersebut lebih berhasil daripada kita? Padahal kita juga memiliki, kemampuan dan kreativitas seperti mereka. Hal yang membedakan adalah prosentase kesungguhan untuk menggunakan kemampuan, kemauan dan kreativitas kita.
Jika seseorang bersedia meningkatkan kemauan, kemampuan dan kreativitasnya 20% saja, maka hidupnya bisa berubah. Jika seseorang meningkatkan kemampuannya dengan membekali diri dengan kursus privat, sekolah, menambah wawasan dengan terus belajar, maka dia akan cepat naik pangkat. Dia akan menjadi orang yang piawai dibidangnya, itulah sebabnya orang dapat merubah hidupnya.
Bagaimana cara meningkatkan kemauan, kemampuan dan kreativitas? Sebaiknya tidak menunggu besok apalagi memiliki perasaan bahwa ia sudah terlambat, sebaiknya tingkatkan semuanya mulai saat ini. Tidak ada kata terlambat, setiap orang bisa menjadi lebih baik
“Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah lima atau sepuluh tahun yang lalu, tetapi waktu terbaik ke dua untuk menanam pohon adalah sekarang ini. (Adi)”
Jika seseorang sungguh-sungguh akan memulai sekarang, maka sepuluh tahun kemudian dia akan bisa menikmati hasil pohon yang ditanam. Jangan heran jika ada orang yang bisa menikmatinya setahun lagi atau bahkan sebulan lagi. Sebaliknya, jika anda tidak berani memulai, tidak akan pernah ada hasil dari pohon yang bisa dinikmati.
Saat itu merupakan masa sulit di Jepang. Ada seorang pemuda Jepang yang diejek-ejek temannya karena yang lain pergi berlibur, tetapi dia mengurung diri di rumah, ketika teman-temannya berlibur, dia malah meningkatkan upayanya untuk mencoba satu mesin motor bekas di jalan menanjak. Ketika yang lain bersenang-senang, dia malah terus bekerja di bengkel untuk mencoba sesuatu yang baru. Setelah 12 tahun orang mulai tercengang ketika dia akhirnya memiliki satu pabrik sepeda motor sendiri. Orang itu adalah Shichiro Honda dengan produk hondanya saat ini.

Variasi
Musik pengiring selama peserta melakukan pekerjaan bisa berupa lagu pop yang saat ini sedang ngetrend, tapi juga bisa lagu sweat rock yang sesuai dengan tema pelatihan.
Setelah waktu berjalan lima menit, peserta diharapkan sudah menyelesaikan tugas mereka. Bisa juga peserta diminta shareatau berbagi pengalaman mengenai pengalaman mereka. Mengapa mereka menggambar objek tersebut?
Ketika selesai menggambar lima menit, peserta bisa juga diminta untuk menghitung sendiri dan menuliskan segitiga, segi empat, dan lingkaran yang mereka gambar, setelai itu tutor menuliskan jumlah segitiga, segi empat dan lingkaran yang paling sedikit dan yang paling banyak.
Kunci
Peserta yang bisa memanfaatkan waktu dengan menggambar sebanyak-banyaknya segi empat dan lingkaran yang dianggap lebih bagus.

4. JIKA


Deskripsi
Permainan ini mengajak semua peserta untuk melakukun simulasi. Tutor menyediakan dua buah kotak, yang pertama berisi grup kasus JIKA SAYA…(misalnya jika saya tiba-tiba turun dari jabatan ini) dan banyak lagi jumlah kasus yang lak. Selanjutnya peserta yang lain mengambilkan jawaban di kotak lain untuknya yang disebut MAKA SAYA..
Tujuan
Memberikan motivasi kepada setiap orang dengan melatih kesiapan menghadapi kemungkinan hidup yang paling buruk.
Prosedur
Tutor membagi seluruh peserta dalam dua kelompok . yang pertama diberikan beberapa gulungan kertas yang termasuk dalam grup sebab atau Jika saya. Bebrapa anggota kelompok pertama ditunjuk untuk mengambil kertas (tertutup) secara bergiliran . setiap kertas yang diambil maka akan ada jawaban yang disesuaikan (sebagai jawaban) dari kelompok kedua. Adapun isi dari pilihan yang tersedia adalah:
Jika Saya
(Kelompok Pertama) Maka Saya
(Kelompok Kedua)
1. Dikucilkan
2. Di PHK
3. Kena penyakit Berat
4. Ditangkap Polisi
5. Mengalami Bangkrut
6. Diusir
7. DiPenjara A. Pantang menyerah
B. Menulis Buku Bermutu
C. Mengajak pesta
D. Berkreasi untuk mandiri
E. Mempertahankan kebenaran
F. Membuat usaha sendiri
G. Tabah dan mengampuni

Kata/kalimat yang sudah dipilih, tidak boleh dipakai lagi, jika ada jawaban (Maka saya) satu atau dua yang tidak sesuai harus dipikirkan atau diskusikan dikelompok. Bisa juga kelompok pertama yang mengerjakan Maka Saya dan sebaliknya untuk beberapa nomor tertentu.
Diskusi
1. Jika peserta mengandaikan satu jenis kesulitan yang berat apakah itu akan sulit dijawab?
2. Bagaimana cara mendapatkan jawaban (di kolom Maka Saya) secara komprehensif?
3. Apakah kelebihan dari permainan Jika dibandingkan dengan yang lain?
4. Bagaimana jika ada peserta yang apatis, jika mau membuat pengandaian, dengan alasan takut hal itu akan menjadi kenyataan ?

Pembahasan
Pengandaian berarti membayangkan sesuatu yang tidak terjadi. Kebanyakan orang mengandaikan dirinya dengan hal-hal yang enak missal: seandainya aku jadi raja , dalam kenyataan tidaklah demikian, dalam kenyataan dia bukan seorang raja.
Sebaliknya jika dia membayangkan hal yang buruk dia sebenarnya tidak seburuk itu. Disanalah letak perbedaanya. Hal positif dalam pengandaian yang buruk adalah supaya:
1. Seseorang lebih mensyukuri karunia Tuhan.
2. Seseorang bisa mawas diri.
3. Lebih berhati-hati.
4. Lebih memperhatikan/fokus pada apa yang digelutinya saat ini.
Permainan tersebut juga membagi rasa rasa saling peduli tehadap keluhan orang lain. Seorang peserta bisa menyumbangkan pikiran terbaiknya ketika dihadapkan oleh seorang yang mengandaikan dirinya diPHK. Ketahanan dan kebersamaan itulah yang bisa menguatkan satu sama lain. Seorang peserta bisa juga masukan yang pas dengan hati nurani ketika forum dilemparkan ke umum, dan peserta lain dengan antusias mengusulkan solusi yang diharapkan. Bahkan dalam kedaan mencari jalan keluar di tengah-tengah himpitan kesulitan seseorang bisa mendapatkan ide dari pemikirannya sendiri ketika berdiskusi dalam forum yang bersifat umum. Jalan keluar itulah yang bisa memberikan kelegaan bagi seseorang, dia termotivasi.
Dalam kondisi semacam ini, seorang perlu merasa kuat. Kuat berarti tabah menghadapi berbagai kesulitan, ulet menghadapi berbagai medan dan kreatif mencari data alternatif dalam rangka mencapai tujuan.permainan ini mengajarkan kepada setiap orang dalam menghadapi setiap masalah dan berusaha memecahkan permasalahan tersebut. Ini akan melatih setiap peserta untuk berfikir ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi segala permasalahan akan dihadapinya di masa yang akan datang supaya segala tujuan dan cita-cita dapat terwujud menjadi sebuah kenyataan.
Jika pengandaian bisa diarahkanpada satu tujuan yang positif maka hasilnya akan positif juga. Jika seseorang dipecat maka dia akan mencoba usaha yang dimulai secara kecil-kecilan.
Variasi
Permainan ini bisa dimulai dengan tayangan DVD yang menunjukan tokoh-tokoh bisnis tingkat dunia dan bagaimana cara mereka keluar dari krisis. Bisa juga dicontohkan seorang pemimpin negara yang dahulu mengalami berbagai kegagalan dan kini berubah menjadi orang sukses.
5. LEBIH MAJU


Deskripsi
Seluruh peserta seminar diberi sebuah paparan tentang jalan kehidupan, terutama mengenai kemajuan bisnis dan karier. Ada pertanyaan yang harus dijawab oleh semua peserta, factor apa saja yang mengakibatkan kegagalan, penghambat, tidak mendukung pada usaha dan karier untuk mencapai hal yang lebih baik.
Mereka diminta untuk membuat daftar orang, benda, materi, fasilitas, lembaga/institusi dan keadaan dalam hidup yang dianggap tidak mendukung kemajuan usaha atau yang menghambat karier.
Tujuan
Lebih fokos pada diri sendiri dalam pengambilan langsung yang motifatif dan positif ke depannya.
Prosedur
Kepada setiap peserta seminar diberikan selembar kertas. Pimpinan seminar juga mengumumkan bahwa kertas tambahan bisa diminta pada pimpinan seminar jika diperlukan. Dalam waktu sepuluh menit, semua peserta diminta membuatkan daftar. Daftar tersebut berisi orang, benda, fasilitas, institusi, atau materi yang dirasa menjadi penghambat bagi peserta untuk mendukung kemajuan usaha atau karier mereka. Bisa juga dibantu dengan sebuah pertanyaan seperti berikut:
1. Sebenarnya, saya bisa lebih maju dari seklarang seandainya tidak dihambat oleh ….
2. Saya merasa tidak didukung oleh…. Saya.
3. Seandainya ….mendukung, maka usaha atau karier saya bisa lebih baik dari sekarang.
4. Saya pernah menginginkan sesuatu yang besar, tetapi karena…. Saya jadi gagal.
5. Hal yang saya rasa menghalangi usaha saya adalah….
6. Saya bisa lebih sukses jika saya memiliki….
7. Kehidupan saya bisa lebih baik dari sekarang kalau saja asaya tidak terhambat oleh….
Pertanyaan tersebut hanyalah pancingan, tetapi jawabnya tidak bisa terbatas. Artinya, setiap titik-titik bisa diisi oleh banyak jawaban.
Diskusi
1. Apa yang biasanya dirasakan peserta ketika harus berfikir tentang penghalang dalam hidupnya?
2. Siapa/apa yang umumnya menjadi penghalang dalam kemajuan karier/bisnis seseorang?
3. Mengapa orang memiliki hambatan dalam hidup?
4. bagaimana cara mensyiasati untuk memecahkan hambatan dalam hidup?
5. Siapa/apa kunci utama yang menjungjung kesuksesan dalam hidup?
Pembahasan
Permainan tersebut mengajak setiap peserta seminar untuk merenung dan berfikir. Merenung tentang perjalanan bisnis seseorang dan berfikir tentang hambatan dan cara agar lebih baik lagi di kemudian hari. Ada orang yang selalu mengeluh tentang keberadaanya walaupun rekan dan rival bisnisnya melihat bahwa dia adalah orang yang cukup berhasil dalam karier dan bisnis, tetapi orang itu sendiri menganggap bahwa dia sendiri masih bisa lebih berhasil lagi.
Dalam banyak hal, banyak peserta akan lebih mudah membuat daftar orang-orang yang dianggap sebagi penghalang untuk memajukan usahanya. Nama orang, benda dan kondisi berikut biasanya yang paling cepat dimunculkan dalam daftar ora ng “yang tidak mendukung” usaha orang tersebut:
1. Istri
2. Suami
3. Mertua
4. Ayah
5. Ibu
6. Pak Jhony, Direktur
7. Bu Ari, Komisaris
8. Tidak ada modal
9. Dilahirkan dari keluarga miskin
10. Lingkungan tidak mendukung untuk menjadi Businissmen
11. Guru piano
12. Tutor Yudo
13. Yulia, Pacar kedua
14. Ibu tiri
15. Tante siska
16. Om santo
17. Peraturan pemerintah
18. Pak camat
19. Ketua RT 13
20. Kepala accounting
21. Sales manager
22. Guru kelas V dulu
Tentu saja, daftar yang dibuat oleh masing-masing peserta bisa lebih panjang lagi. Apakah semua daftar yang dibuat tersebut diatas bisa menolong seseorang untuk mencari solusi agar lebih maju dalam usaha dan karier?jawabannya tentu tidak, sebab, semakin banyak orang yang dimasukan kedalam daftar sebagai penghambat, semakin panjang daftar orang, benda dan keadaan yang dibuat dan semakin menambah beban mental seseorang. Seseorang justru tidak akan berjalan maju, tetapi balik ke arah belakang.
Penentu masa depan adalah orang itusendiri. Fokus pada diri sendiri manggambarkan suatu penjelasan yang gamlang bahwa sukses dan gagal itu tidak ditentukan oleh orang lain melainkan oleh diri sendiri. Tidak lagi seseorang menyampaikan dalih bahwa dia tidak bisa maju karena ada dorongan dari ibunya. Akan lebih positif jika dia menyadari bahwa dia tidak bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi karena ibunya tidak memiliki biaya lagi untuk itu. Namun, dia akan tetap ulet agar bisa lebih maju dan kelak dia akan menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Oleh karena itu hanya ada satu motivasi yang bulat, dia harus sukses.
Variasi
Permainan ini bisa divariasikan dengan memberikan hadiah kepada peserta yang membuat daftar “penghalang” paling sedikit dikertas. Bisa juga memberikan hadiah khusus jika jawaban peserta adalah Saya atau Tidak ada.
Tutor juga bisa menayangkan gambar tokoh bisnis ternama. Ada yang terus sukses, tetapi ada yang jatuh dan harus memulai bisnisnya mulai dari nol lagi.
Kunci
Semakin banyak atau panjang yang dibuat peserta, seseorang semakin dihimpit oleh oleh rasa tertekan untuk maju. Akan lebih baik jika sumber dari segala kegagalan adalah diri sendiri (instroveksi) dan melangkah dengan lebih benar dimasa yang akan datang. Motivasi seperti itu akan mendatangkan hasil yang lebih mantap.
Jawaban yang lebih bijak seharusnya adalah terdiri dari satu kata yaitu SAYA. Jika seseorang ingin mengetahui siapa yang menghambat usahanya, siapa yang tidak mendukung kearah yang sukses dan apa yang mengakibatkan semuanya tidak terlau lancar jawaban yang seharusnya adalah DIRI ORANG ITU SENDIRIjadi mengapa harus menyalahkan orang lain, keadaan atau benda yang bisa dikuasai oleh itu sendiri.
Dalam hal ini tidak berarti anda menyalahkan diri sendiri hingga terjadi totalisme dengan rasa bersalah yang mendalam. Bukan demikian, fokus dari diri berarti berani bangkit dan mengatasi berbagai persoalan jika orang tersebut mau melakukan hal yang terbaik, maka kedaan akan menjadi lebih baik.
ECSTASY,NARKOTIKA DAN PERKEMBANGANNYA

oleh : Drs. Nanang SH, M.Pd
Pengawas DIKMEN Kab Garut

Ecstasy adalah salah suatu jenis obat dari golongan psikotropika yang saat ini banyak disalah gunakan. Psikotropika atau obat keras tertentu bukan narkotika sesuai Permenkes RI Nomor : 128/Menkes/Per/II/93 tentang obat keras tertentu (OKT) merupakan obat yang diperlukan dalam dunia pengobatan, namun dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengawasan yang seksama. Adanya pengawasan yang ketak terhadap peredaran narkotika, maka psikotropika dijadikan alternatif sebagai pengganti. Psikotropika merupakan obat-obatan bukan narkotika, akantetapi mempunyai efek bahaya yang sama dengan narkotika.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaan terhadap susunan syaraf pusat manusia, psikotropika dapat dikelompokan menjadi:
 Despressant, Yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf pusat, contohnya: sedatin (Pil BK), rohypnol, magadon, valium, madrak (MX).
 Stimulat, Yaitu yang bekerja mengaktifkan kerja susunan syaraf pusat, contohnya: amphetamine, MDMA, MDA.
 Hallusinogen, Yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licergik acid dhietilamide (LSD), psylocobine, micraline.
Disamping itu psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari narkotika dan mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alcohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan narkotika.
Dewasa ini banyak beredar dan dipergunakan secara illegal obat-obatan dalam kategori “G” atau obat keras tertentu (Psikotropika) dan bukan juga termasuk dalam golongan narkotika.
Jenis obat tersebut sering disebut juga “Ecstasy” (XTC) :
• Ecstasy mengandung unsure utamanya: MDA (N, alpha-dimethyl-3, 4-methylenedioxy-phenethylamine atau MDA (alpha methyl-, 4- methylenedioxy-phenethylamine). Komposisi lain sebagai pelengkap adalah : laktosa, mannitol, kafein dan juga zat-zat lain sebagai mana hasil penelitian Kepolosian Reserse Republik Federal Jerman (Bundes kriminalamt) yang sampai dengan tahun 1996 telah menemukan dan meneliti sebanyak 116 jenis ZTC (Ecstasy) dengan berbagai jenis zat pada komposisinya.
• Ecstasy adalah hasi produk clanddesline laboratories (di AS dan Eropa dan tidak tertutup kemungkinannya sebagai hasil produk local) dengan maksud semata-mata profil making dan tentunya kriminal. Setiap Ecstasy mempunyai kadar dan komposisi zat berbeda-beda tergantung pada hasil rekayasa street chemist yang bekerja pada landesline laboratories tersebut.
• Baik MDMA maupun MDA berpengaruh naurotoksis khususnya terhadap sel-sel neuron dari otak. Efek toksik juga dapat ditimbulkan oleh unsure komposisi pelengkap Ecstasy dan berdasarkan hasil penelitian dan health & science di Singapura yang memuat dalam the Straits Times tanggal 10 april 1996, akibat penggunaan Ecstasy mengakibatkan kerusakan pada otak, kulit, hati, jantung, ginjal dan alat kelamin.
Narkotika secara umum disebut juga dengan drug yang artinya adalah sejenis zat yang memiliki cirri tertentu. Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dan memasuannya dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut dapat berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau khayalan-khayalan. Narkotika dalam dunia kesehatan bertujuan untuk pengobatan dan kepentingan manusia, seperti operasi pembedahan, menghilangkan rasa sakit, perasaan stress dan depresi.
Di dalam Undang-undang RI Nomor 22 tahun 1997 tanggal 23 september 1997 tenteng narkotika, menyatakan bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan Lembaga Penelitian/Pendidikan saja, sedangkan pengadaan, impor/ekspor, peredaran dan pemakaiaanya diatur oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan. Akan tetapi kenyataanya zat-zat tersebut banyak yang datang dan masuk ke Indonesia secara illegal sehingga menimbulkan pemasalahan. Peredaran zay terlarang secara gelap itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.



Perkembangan Ecstasy dan Narkotika di Indonesia

a. Ecstasy
1. Ecstasy di Indonesia mulai dikenal pada tahun 1990 dan mulai terkenal tahun 1994 sejak kasus meninggalnya seorang pemuda di rumah seorang artis.
Sejak itu kasus Ecstasy mulai merebak, baik itu berupa panindakn oleh Polri dan Instansi terkait, penindakan terhadap penyelundupan baik melalui bandara, pelabuhan ataupun melalui Pos.
2. Ecstasy tidak hanya beredar di Indonesia, tetapi juga di nergar lain di seluruh dunia. Ada 100 jenis Ecstasy yang dikenal di dunia, dari hasil penelitian diantaranya 30 jenis yang diketahui sudah beredar di Indonesia. Ecstasy merupakan nama jalinan untuk suatu senyawa yangmerupakan turunan amphetamine, nama kimia yangsebenarnya adalah MDMA, atau methylen dioxy Methamphetamine. Nama lain atau julukan Ecstasy ini bermacam-macam diantaranya adalah: XTC, Adam, E, Inex, MM, Apache, Bonjovi, Megatrend, Brown sugar, Presence, Charity, Zen, M dan sebagainya.
b. Narkotika
1. Narkotika di Indonesia telah dikenal sejak jaman Hindia Belanda yang dipergunakan untuk mengikat buruh-buruh orang-orang cina yang dipekerjakan diberbagi proyek Hindia Belanda seperti perkebunan, pembuatan jalan raya dan jalan kereta api, yang dimasukan ke Indonesia dari India.
Namun sekitar tahun 1968 gelombang penyalahgunaan Narkotika meningkat di Indonesia. Pada saat itu yang disalahgunakan tidak lagi hanya opium atau camdu, tetapi adalah morfina (zat kandungan dari candu) dan heroin yaitu dari morfina yang memiliki kekuatan yang lebih besar, sehingga dengan dosis yang kecil mampu menghasilkan pengaruh yang lebih besar.
Sebagai dampak dari gelombang penyalahgunaan Narkotika tersebut, maka Indonesia pada tahun 1970-an bermunculan kasus-kasus penyalahgunaan Narkotika (morfin dan ganja).
2. Jenis-jenis penggolongan Narkotika. Pada dasarnya Narkotika menurut cara/proses pengolahannya dapat dibagikedalam tiga golongan:
a. Narkotika alam, yaitu Narkotika yang bersal dari hasil olahan tanaman yang dapat dikelompokan dari tiga jenis tanaman, yaitu:
 Opium atau candu, yaitu hasil olahan getah dari buah tanaman pepaver somniferum. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah opium mentah, opium masak dan morfin.
Jenis opium ini berasal dari luar negeri yang berasal yang diselundupkan ke Indonesia, karena jenis tanaman ini tidak ada di Indonesia.
 Kokain yang berasal dari olahan daun tanaman koka yang banyak terdapat dan diolah secara gelap di Amerika bagian selatan seperti Peru, Bolivia dan kolombia.
 Cannabis sativa atau mariyuana atau disebut juga ganja termasuk hashish dan hashish oil (minyak ganja). Tanaman ganja ini banyak ditanam secara illegal di daerah equator.
b. Narkotika Semi Sintesis, yang dimaksud dengan Narkotika golongan ini adalah Narkotika yang dibuat dari alkaloida opium dengan inti panathren dan diproses secara kimiawi untuk menjadi bahan obat yang berkasiat sebagai Narkotika. Contoh : yang terkenal dan sering disalah gunakan adalah heroin, codein dan putaw.
c. Narkotika Sintesis, Narkotika golongan ini diperoleh melalui proses kimia dengan menggunakan bahan baku kimia, sehingga diperoleh suatu hasil baru yang mempunyai efek Narkotika seperti pethidine, metadon dan megadon.






Pengaruh Ecstasy Dan Narkotika

Pengaruh atau akibat penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik, aspek sosiologis, dan aspek strategis, sebagai berikut:
a) Dari aspek fisik, akibat yang ditimbulkan adalah bahaya bagi kesehatan yaitu menyebabkan rasa ketagihan, ketergantungan terhadap obat terlarang dan dapat berakibat fatal berupa kematian.
b) Dari aspek sosiologis, akibat yang ditimbulkan adalah terganggunya keamanan dan ketertiban umum dan bahkan menimbulkan bahaya bagi keselamatan umum dalam bentuk gangguan kriminalitas.
c) Dari aspek strategis, akibat yang ditimbulkan berdampak pada kelangsungan hidup bangsa dan negara yaitu dengan rusaknya moral, hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta terhadap tanah air di kalangan generasi muda sebagai pewaris dan penerus bangsa, kurangnya keratifitas dan produktifitas serta semangat bersaing yang pada akhirnya akan menjadi ancaman bagi ketahanan nasional.

Bahaya-Bahaya Yang Ditimbulkan
Disamping hal tersebut di atas, penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika akan mempengaruhi dan dapat menimbulkan bermacam-macam bahaya antara lain:
a. Terhadap Pribadi/individu
1) Narkotika mampu merubah kepribadian si korban secara drastic seperti berubah menjadi pemurung, pemarah bahkan melawan terhadap apa ataupun siapa.
2) Menimbulkan sikap mas bodoh sekalipun terhadap dirinya, seperti tidak lagi memperhatikan pakaian, tempat di mana ia tidur dan sebagainya.
3) Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja si korban bersikap seperti orang gila sebagai reaksi dari penggunaan Ecstasy dan Narkotika tersebut.
4) Tidak lagi ragu untuk mengadakan hubungan seks karena pandangannya terhadap norma-norma masyarakat, terhadap adat, budaya dan ketentuan agama sudah sedemikian linggar, bahkan kadang-kadang pupus sama sekali.
5) Tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan terhadap obat bius.
6) Menjadi pemalas bahkan hidup santai.

b. Terhadap Keluarga
1) Tidak segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang di rumah.
2) Tidak segan lagi menjaga sopan santun di rumah, bahkan melawan kepada orang tua.
3) Kurang menghargai harga milik yang ada di rumah, seperti mengendarai kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur sama sekali.
4) Mencemarkan nama keluarga.
c. Terhadap Masyarakat
Menyadari akan akibat-akibat buruk penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika yang mengakibatkan ganguan fisik dan mental setiap individu pemakai akan mempengaruhi kehidupan masyarakat lingkungannya karena individu-individu tersebut merupakan bagian dari masyarakat.
Program seorang/individu dari masyarakat terkecil (keluarga ) merupakan problem dari masyarakat di lingkungannya yang pada akhirnya dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat itu sendiri.
1) Berbuat yang tidak senonoh (mesum) dengan orang lain, yang berakibat tidak saja bagi diri yang berbuat, melainkan mendapat hukuman masyarakat yang berkepentingan.
2) Mengambil milik orang lain demi memperoleh uang untuk membeli atau mendapatkan Ecstasy dan Narkotika.
3) Mengganggu ketertiban umum, seperti mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi.
4) Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum, antara lain tidak menyesal apabila berbuat kesalahan.
d. Terhadap Bangsa dan Negara
Masalah Ecstasy dan Narkotika terutama penyalahgunaannya bukanlah, semata-mata merupakan perbuatan yang melanggar norma-norma hokum yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Umum serta membahayakan kesehatan maupun sendi-sendi kehidupan sosial dan masyarakat, tetapi akan dapat berkembang menjadi bahaya yang mengancam kepada ketahanan nasional.
Bahaya ini akan mengganggu dan mengancam tujuan nasional yang pada akhirnya akan membahayakan dan menghancurkan Bangsa dan Negara.

1) Akibat dari penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika adalah rusaknya generasi muda sebagai pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima tongkat estafet dalam rangka meneruskan cita-cita bangsa dan tujuan nasional.
2) Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa yang pada gilirannya mudah untuk dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan yang akan menjadi ancaman terhadap ketahanan nasional dan stabilitas nasional.

Keseluruhan aspek dan bahaya tersebut di atas adalah merupakan ancaman Kamtibmas yang akan berdampak terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang pada gilirannya akan merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional/stabilitas nasional.

Pola Penanggulangan
Secara konseptual pola penanggulangan penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika adalah dengan melibatkan seluruh golongan dan lapisan masyarakat untuk turut serta berperan aktif.
Untuk itu dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika dilakukan melalui pola Pre-emptif, Preventif, Refresif, Tretment dan Rehabilitas serta pola peningkatan partisipasi masyarakat melalui Siskamtibmas Swakarsa.
Dalam peredaran dan penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika perlu diperhatikan untuk “Supply and Demand” .
a. Faktor Supply (Pemasok)
Disebabkan karena adanya keuntungan yang menggiurkan sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dengan berbagai cara agar dapat memasukan dari luar negeri ke Indonesia. Untuk mengatasi faktor supply, dilakukan dengan cara:
1) Memusnahkan produksi gelap dan kultivasi/penanaman gelap.
2) Pengawasan pasar legal.
3) Penegakan hokum.
b. Faktor Demand (Permintaan)
Disebabkan antara lain:
1) Adanya pola hidup konsumtif pada sekelompok masyarakat tertentu yang dimanfaatkan oleh oknum pencari keuntungan walaupun dihadapkan dengan berbagai resiko hokum yang akan dihadapi.
2) Efek dari obat ini menimbulkan khayalan, sehingga mendorong orang untuk mencobanya walaupun pada akhirnya dengan tidak disadari akan merusak beberapa organ tubuhnya akibat penggunaan yang tidak terawasi.
Untuk menghentikan Demand, dilakukan dengan cara:
 Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
 Melakukan pencegahan.
 Melakukan pembinaan terhadap keluarga.
 Melakukan pembinaan terhadap remaja.
 Melakukan pembinaan lingkungan.
Pola penanggulangan yang dilakukan oleh Polri dalam rangka upaya penangulangan Ecstasy dan Narkotika.
1. Pre-emtif
Seperti juga penanggulangan setiap gangguan Kamtibmas lainnya, maka penanggulangan terhadap penyalahgunaan dari peredaran gelap Ecstasy dan Narkotika itu menganut prinsip bahwa pencegahan (preventif) lebih baik dari pada penindakan (Resresif).
Upaya Pre-emtif yang dilakukan adalah beberapa kegiatan-kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-faktor penyebab yang menjadi pendorong dan faktor peluang yang biasa disebut faktor korelatif riminogen dari kejahatan tersebut yang hendak dicapai adalah terbinanya dan terciptanya suatu kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari Ecstasy dan Narkotika.
Kegiatan ini pada dasarnya berupa pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masysarakat terutama bagi kaum remaja dan pemuda dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, konstruktipe dan kreatif, sedangkan kegiatan yang bersifat preventif edukatif dengan metode komunikasi, informasi dan edukasi yang dapat dilkukan melalui berbagai jalur antara lin keluarga, pendidikan, lembaga keagamaan, dan organisasi kemasyaraktan.
2. Preventif
Upaya ini dilakukan untuk mencegahj terjadinya penyalahgunaan Ecstasy dan Narkotika melalui pengendalian dan pengawasan jalur resmi serta pengawasan langsung terhadap jalur-jalur peredaran gelap dengan tujuan agar potensi kesehatan atau Pollice Hazard itu tidak berkembang menjadi ancaman factual antara lain dengan tindakan:
a) Mencegah agar jumlah dan jenis yang berada hanya untuk dunia pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Mencegah kebocoran pada jalur resmi.
c) Mencegah agar kondisi geografis indonosia tidak dimanfaatkan sebagai jalur gelap dengan mengawasi pantai dan pintu-pintu masuk ke Indonesia.
d) Mencegah secara langsung peredaran gelap Ecstasy dan Narkotika di dalam negeri di samping mencegah agar Indonesia tidak dimanfaatkan sebagai mata rantai perdagangan gelap baik tingkat nasional, regional maupun internasional.
3. Refresif
Merupakan upaya penindakan dan penegakan hokum terhadap ancaman factual dengan sangsi yang tegas dan konsisten dapat membuat jera para pelaku penyalahgunaan dan pengedar obat terlarang.
Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan Polri dalam usaha refresif adalah :
a) Memutuskan jalur peredaran gelap obat terlarang.
b) Mengungkap jaringan sindikat Ecstasy dan Narkotika.
c) Mengungkapkan motifasi/latar belakang dari kejadian penyalahgunaan Ecstay dan Narkotika.
Upaya peningkatan dan penegakan hokum terhadap kejahatan obat terlarang itu pada dasarnya mengacu pada prosedur dan tetap berpijak pada Undang-undang RI No 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-undang RI No 5 tahun 1997 tentang psikotropika. Berikut peraturan-peraturan lain yang menyangkut obat terlarang dan kasus kasus tindak pidana.
Sebagaimana beberapa pasal yang disebutkan dalam Undang-undang No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yaitu:
Pasal 2 Ayat :
(1) psikotropika hanya dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.
(2) Psikotropika golongan 1 hanya bisa digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan.
(3) Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan 1 dinyatakan sebagai barang terlarang.
Pasal 59 Ayat (1), Barang siapa :
(a) Menggunakan Psikotropika golongan 1 selain dimaksud pasal 4 ayat (2) dan atau.
(b) Memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan 1 sebagaimana dimaksud dalam pasal 6; atau
(c) Mengedarkan Psikotropika golongan 1 tidak memenuhi ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3); atau
(d) Mengimpor psikotropika golongan 1 selain kepentingan ilmu pengetahuan ; atau
(e) Secara tanpa hak memiliki, menyimpa dan/atau membawa Psikotropika golongan 1.

(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat), paling lama 15 (lima belas tahun) tahun dan pidan denda paling sedikit Rp. 150.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).
(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakuakan secara terorganisasi pidana dengan pidana mati atau pidan seumur hidup atau pidana penjara selama20 tahun (Dua Puluh Tahun) dan pidana denda sebesar Rp. 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puuh Juta Rupiah).
(3) Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka disamping dipidananya pelaku tindak, pidana kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5000.000.000 (lima Milyar Rupiah).
Demikian juga dalam Undang-undang RI No 22 tahun 1997, tentag Narkotika menjelaskan sebagai berikut:
Pasal 78 ayat (1) Barang siapa tanpa hak dam melawan hokum.
a. Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan , memiliki, menyimpan atau menguasai golongan 1 dalam bentuk tanaman; atau
b. Memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan, atau menguasai Narkotika golongan 1 bukan tanaman dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun denda paling banyak Rp. 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah).
Pasal 85, Barang siapa tanpa hak dan melawan hokum:
a. Menggunakan Narkotika golongan 1 bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara palin lama 4 (Empat) tahun.
b. Menggunakan Narkotika golongan 2 bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.
c. Menggunakan Narkotika golongan 3 bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara 1 (satu) tahun.

4. Treatment dan Rehabilitasi
Tretment dan rehabilitasi merupakan usaha menolong, merawat dan merehbilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang dalam lembaga tertentu, sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau dapat bekerja dan belajar dengan layak.
Dalam upaya penyembuhan dan pemulihn kondisi para korban penyalahgunaan obat terlarang di Indonesia. Dewasa ini Polribekerja sama dengan Departemen Sosial dan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan ataupun lembaga sosial masyarakat akan melakukan pemulihan terdapat para korban penyalahgunaan obat terlarang.
Hal ini dilakukan di berbagai tempat yang baik oleh lembaga swadaya masyarakat dengan pendekatan berbagai macam disiplin ilmu ataupun oleh instansi-instansi pemerintah seperti Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Depkes, Parmadisiwi polda metro jaya, chusnul Khotimah Depsos, Pondok pesantren Suralaya Tasikmalaya (LSM) dan sebagainya.

Pola Pembinaan Siskamtibmas Swakarsa
Satu penanggulangan yang ingin dikemukakan adalah melalui pola pembinaan Siskamtimas Swakarsa sebagai kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan oleh seluruh anggota masyarakat, dilakukan atas kemauan dan kemampuan sendiri untuk mengamankan diri pribadi dan lingkungannya.
Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan Siskamtibmas Swakarsa dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka menumbuhkan daya tangkap, daya cegah dan daaya penanggulangan terhadap gangguan Kamtibmas, khususnya terhadap penyalahgunaan Ecstasy Narkotika. Di dalam GBHN tahun 1993 tentang Siskamtibmas Swakarsa, menyatakan :

“Sistem keamaman dan ketertiban masyarakat yang berintikan Polri terus dikembangkan dengan mengutamakan upaya pencegahan dan penangkalan gangguan kamtibmas.
Kesadaran masyarakat tentang keamanan dan ketertiban masyarakat terus dibina dan di tingkatkan secara terpadu untuk menumbuhkembangkan sikap mental dan meningkatkan kepekaan serta daya tanggap masyarakat terhadap masalah keamanan dan ketertiban lingkunganyang masing-masing dalam suatu sistem keamanan dan ketertiban masyarakat”.

Mendasari dari rumusan GBHN tersebut, maka prinsip dasar untuk membangun kekuatan Kamtimas Swakarsa adalah partisipasi masyarakat, bukan mobilitas masyarakat, sehingga perlu dihidupkannya rasa kebersamaan sosial masyarakat yang mendasar, tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran akan tanggung jawab setiap warga masyarakat.

Wawasan Wiyatamandala

WAWASAN WIYATAMANDALA

Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan prilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju. Sejalan dengan upaya tersebut fungsi sekolah perlu dipertegas dan diperjelas agar tidak menimbulkan penafsiran yang keliru.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak. Sehingga sering sekolah mendapatkan beban yang berat. Segala akibat khususnya yang kurang baik seolah-olah merupakan akibat sekolah tidak berfungsi dengan baik.
Keadaan ini sangat tidak menguntungkan, sehingga perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai dalam pengelolaan sekolah. Wawasan tersebut dikenal dengan nama Wawasan Wiyatamandala . Dengan wawasan ini diharapkan sekolah dapat benar-benar berfungsi secara tepat dan tidak disalahgunakan oleh golongan-golongan tertentu yang tidak bertanggungjawab.
Dalam menciptakan Wawasan Wiyatamandala perlu pula diupayakan suatu kondisi yang dinamis dan iklim yang menguntungkan di sekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan tertib, aman dan dalam suasana kekeluargaan. Kondisi semacam ini dikenal dengan nama Ketahanan Sekolah. Dalam menciptakan wawasan Wiyatamandala dimana didalamnya berisi ketahanan sekolah yang tangguh, dituntut setiap siswa dan unsur yang terkait dalam persekolahan untuk berperan aktif sesuai kedudukan masing-masing.

A.SEKOLAH DAN FUNGSINYA

1. Keadaan Fisik Sekolah
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan amengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, dan teknologi, keterampilan, dan Wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti sekolah merupakan lembaga formal pendidikan. Suatu lembaga yang utuh dan bulat yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan.
Apabila terjadi kekurangan pada bagian-bagian tertentu, menyebabkan fungsi sekolah terganggu sehingga terhambat mencapai tujuan. Fisik sekolah adalah merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan lembaga pendidikan itu. Sekolah akan berlangsung secara lebih baik jika keadaan fisik sekolah berfungsi secara baik. Adapun yang termasuk fisik sekolah antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan, laboratorium, aula, dan lain-lain. Bagian lain yang tidak termasuk dalam kelompok fisik sekolah antara lain kurikulum, peserta didik, dan tenaga kependidikan.
Keadaan fisik sekolah sekolah itu harus dalam keadaan baik dan siap pakai. Untuk itu gedung sekolah dan lingkungan harus bersih, cahaya dalam ruangan cukup, perabot sekolah bersih dan dapat digunakan. Oleh sebab itu siswa bekewajiban ikut merawat fisik sekolah dan menjaganya serta menggunakannya sesuai dengan fungsinya. Siswa dapat melakukannya dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip 6 K, yaitu keamnan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan.

2. Fungsi Sekolah
Apabila dikaji lebih mendalam dapat diambil satu pengertian bahwa sekolah mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses sekolah mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses pendidikan. Kegiatan di sekolah yang dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur merupakan pendorong terselenggaranya proses belajar mengajar secara baik.
Sekolah juga dapat dipandang sebagai suatu masyarakat yang utuh dan bulat yang meiliki kepribadian sendiri. Dengan kata lain sekolah merupakan masyarakat belajar, berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti menumbuhkan, memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai, pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan wawasan sehingga tercipta manusia Indonesia sutuhnyatanpa meninggalkan akar budaya bangsa.
Oleh sebab itu sekolah sebagai masyarakat belajar tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Sekolah tidak hidup menyendiri, melepaskan diri dari tatanan social budaya dalam masyarakat, melainkan merupakan sub sistem dari kehidupan bermasyarakat berbagsa, dan bernegara.
Ini berarti sekolah menempatkan diri sebagai bagian dari kehidupan nasional. Dengan demikian sekolah harus mampu menyesuaikan diri dengan tata kehidupan dalam masyarakat. Tata kehidupan yang berkembang ditengah-tengah masyarakat itu menyangkuat ideologi, politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan maupun bidang kehidupan yang lain. Tata kehidupan dalam masyarakat ini ikut mewarnai gerak langkah sekolah.
Itulah sebabnya agar sekolah sebagai lembaga formal pendidikan dapat mewujudkan fungsinya, perlu dilindungi dan diamankan dari segala macam pengaruh negatif seperti kegiatan politik praktis, kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai social yang berlaku antara lain penggunaan narkotika, dan perkelahian pelajar.

3. Program Pendidikan Sekolah
Seperti disebutkan di atas bahwa sekolah mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan proses pendidikan. Pendidikan itu sendiri berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
Pendidikan dalam arti luas menganmdung pengertian mendidik, mengajar, dan melatih. Tiga aspek ini pada hakekatnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan karena masing-masing memiliki fungsi tertentu dan mengarah pada pembentukan kepribadian peserta didik. Mendidik lebih tertuju kepada pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi-segi kepribadian yang lain (sikap, tingkah laku) sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Apabila dihubungkan dengan kemapuan manusia yang hakiki yang dianugrahkan Tuhan Yang Maha Esa, hal-hal yang diuraikan diatas sungguh sangat sesuai. Mendidik merupakan usaha yang lebih ditunjukan untuk pengembangan budi pekerti, hati nurani, semanat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan, dan lain-lain yang lebih bermaksud mengangkat citra dan martabat kemanusiaan peserta didik. Sasaran kegiatan adalah hati nurani anak.
Mengajar lebih memusatkan sasaran pada penguasaan ilmu pengetahuan serta peningkatan kecerdasan peserta didik. Mengajar merupakan kegiatan yang lebih ditujukan untuk mengembangkan dan mempertajam kemampuan peserta didik menganalisis suatu masalah, mencari dan mengumpulkan alasan serta pertimbangan, dan akhirnya menarik kesimpulan secara logis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi peserta didik. Secara ringkas sasaran kegiatan adalah akal atau pikiran peserta didik.
Melatih dalam hal ini lebih diarahkan pada pengertian kegiatan mengembangkan keterampilan/kecekatan anggota jasmani khususnya tangan dan kaki peserta didik. Sasaran kegiatan melatih adalah keterampilan jasmani. Sebagaimana diri peserta didik yang merupakan kesatuan yang harmonis Dario semua kekuatan hakiki unsur-unsurnya, usaha dan kegiatan pengembangan aspek pendidikan itu harus dilakukan secara bersama-sama (simultan), terpadu, berkelanjutan, serasi dengan perkembangan peserta didik beserta lingkungan hidupnya.
Dari pola berfikir itu jelaslah bahwa tidak tepat apabila seluruh usaha pendidikan hanya dititikberatkan pada pengembangan salah satu aspek kepribadian tersebut. Itulah sebabnya program pendidikan di sekolah harus mencakup 3 aspek, yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan intrakurikuler ataupun eksrakurikuler.

B. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA

1. Arti Wawasan Wiyatamandala
Secara harfiah kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan inderawi. Kata wawasan selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau, atau cara tanggap iderawi. Kata wiyata mempunyai arti pengajaran atau pendidikan, sedangkan mandala berati bulatan, lingkaran, lingkungan daerah, atau kawasan. Dengan demikian, Wawasan Wiyatamandala berati suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/ pengajaran.
Berdasarkan pokok pengertian di atas, dapat diartikan bahwa Wawasan Wiyatamandala adalah cara pandang kalangan pendidik pada umumnya dan perangkat/warga sekolah khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di lingkungan masyarakat.
Tumbuh dan berkembangnya poandangan tersebut harus tetap berdasarkan flsafah Pancasila dan berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya pandangan semacam itu, dapat diupastikan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan, akan semakin dapat meningkatkan peran dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Hal itu berarti usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan akan dapat dicapai secara lebih lebih baik sebagaimana harapan kita bersama.


2. Makna Wawasan Wiyatamandala
Untuk dapat melaksanakan daya upaya yang sebaik-baiknya serta dfemi keberhasilan proses pendidikan, diperlukan pandangan atau tinjauan yang sama dari seluruh warga sekolah amengenai sekolah sebagai alembaga pendidikan. Setiap warga sekolah wajib menjamin dan menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di sekolahnya. Kesatuan pandang yang disebut Wawasan Wiyatamandala merupakan kebijakan di lingkungan (Mandala) pendidikan (Wiyata). Wawasan Wiyatamandala harus merupakan suatu wawasan yang menjamin berlangsungnya proses pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyatamandala adalah kebijakan yang mengikat setiap warga sekolah (kalangan pendidikan) sebagai suatu wahana menuju tercapainya tujuan pendidikan nasional yang kita idam-idamkan bersama. Di sampaing itu perlu dimengerti pula bahwa wawasan Wawasan Wiyatamandala bukanlah “ikatan mati”. Wawasan Wiyatamandala tetap terbuka dan memberikan peluang bagi kemungkinan adanya pembangunan/pemekaran pandangan secara ideologis, bai dalam lingkungan sekolah itu sendiri maupun di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, Wawasan Wiyatamandala juga dapat menjamin tumbuhnya kondisi dimamis dalam kehidupan di sekolah.

Adapun unsur-unsur Wawasan Wiyatamandala adalah:
a) Sekolah merupakan lingkungan pendidikan.
b) Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolahnya.
c) Antar guru dan orang tua siswa harus ada saling penertian dan kerja sama erat untuk mengemban tugas pendidikan.
d) Para warga sekolah di dalam ataupun di luar sekolah, harus senantiasa menjungjung tinggi martabat dan citra guru.
e) sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antar warga.

3. Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan
Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh diginakan untuk menyelenggarakan kegiatan yang memiliki tijian yang bertentangan dengan tujuan pendidikan, sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar, tempat menuntut ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan hidup dan kepribadian bangsa, tata krama, nilai-nilai, agama, ilmu dan teknologi serta berbagai macam keterampilan siswa.
Disekolah kita senantiasa diasuh dan dibesarkan untuk memperoleh peningkatan ilmu pengetahuan, perilaku dan keterampilan. Dengan kata lain, melalui sekolah kita banyak memperoleh pengalaman dan kepandaian. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa menjungjung tinggi nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi sekolah dari berbagai unsur yang dapat mengganggu sekolah. Kemanunggalan seluruh warga sekolah benar-benar diperlukan dan dijalin sebaik-baiknya untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat menggangu jalanya proses belajar mengajar di sekolah. Setiap warga sekolah haru dapat menunjukan loyalitas (pengabdian) yang tinggi terhadap sekolahnya. Pada sisi lain pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terus semakin ditingkatkan. Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan baik yang yang bersifat ekstrakurikuler handaknya dapat dilaksanakan lebih terarah serta konstruktif bagi perkembangan peserta didik.
Demikian pula halnya dalam rangka pembinaan OSIS sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa, hendaknya tidak dijadikan “ajang” persaingan individu atau kelompok secara tidak sehat, tetapi harus dapat diarahkan bagi usaha peningkatan kreatifitas kepemimpinan, berorganisasi atau usaha-usaha pendidikan lainnya. Kepala sekolah bersama-sama guru pembina berkewajiban memberikan bimbingan secara terus menerus dalam melaksanakan prinsip 5K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan) di sekolah.
Para siswa hendaknya juga menyadari bahwa dalam setiap penyelenggaraan suatu kegiatan, ada tata cara aturan mainnya. Semuanya itu perlu dipelajari, dimengerti, dan dipatuhi sesuai dengan ketentuan. Apabila hal demikian dapat diwujudkan , maka diharapkan usaha bersama seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai mana yang kita cita-citakan menjadi kenyataan.

C. PERAN AKTIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

1. Persiapan Belajar di Kelas
Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, perlu pengaturan ruang belajar dan perabot sekolah terlebih dahulu. Tugas dari guru dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang mendorong para siswa untuk belajar aktif. Untuk itu para siswa perlu membantu pelaksanaan pengaturan kelas masing-masing agar dapat tercipta suasana sekolah yang menyenangkan. Yang perlu mendapat perhatian adalah:
a) Bentuk pengaturan perabot disesuaikan dengan dengan luas ruang ke;as dan pelayanan kepada siswa (belajar secara individu, pasangan, kelompok dan klasikal).
b) Jumlah kelompok dalam kelas.
c) Jumlah siswa dalam tiap-tiap kelompok.
Kesiapan siswa dalam hal yang berkaitan dengan tugas-tugas sebelumnya (PR) sudah barang tentu sangat penting termasuk mempelajari sekurang-kurangnya membaca atau menyiapkan bahan pelajaran yang akan diikuti sesuai jadwal pelajaran. Jangan sampai terlupakan untuk membawa buku-buku pelajaran, alat-alat tulis dan alat-alat pelajaran lainnya. Di samping kesiapan tersebut di atas, ada lagi yang tidak boleh dilupakan, yaitu para siswa harus mempunyai niat/keinginan dengan sungguh-sungguh untuk belajar dengan baik.

2. Aktif Berperan Dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas
Seperti diketahui bahwa manfaat pendekatan yang menekankan aktifitas siswa adalah :
a) Diharapkan siswa dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada pada siswa, sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara optimal.
b) Meningkatnya motifasi/dorongan siswa dalam belajar.
c) Untuk mendapatkan umpan balik melalui kegiatan pembinaan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar.
Untuk keberhasilan pendekatan tersebut siswa diharapkan aktif berperan dalam kegiatan belajar mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siswa ikut serta aktif malam menentukan tujuan.
2. Sikap positif siswa dalam mengikuti pelajaran .
3. Suasana keakraban siswa dalam kegiatan kelompok.
4. Menggunakan kesempatan dengan baik dalam mengambil keputusan.
5. Sikap guru yang positif dalam menanggapi aktifitas siswa.
Bentuk-bentuk aktifitas siswa biasanya digambarkan melalui keterlibatan dalam proses belajar mengajar seperti pertanyaan yang diajukan, menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, menyampaikan ide, pandangan terhadap masalah yang timbul dalam pembahasan pelajaran baik diminta ataupun tidak. Yang cukup menggembirakan adalah kegiatan siswa dalam menyelsaikan lembaran buku kerja yang diberikan oleh guru.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Belajar akan lebih efektif apabila dibarengi dengan melakukan kegiatan-kegiatan kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Pada umumnya belajr meliputi kegiatam mendengarkan, melihat, mengajar atau bentuk-bentuk perbuatan lain. Bentuk kegiatan dimaksudkan agar tercapai koordinasi antara perbuatan pikir dengan aktifitas jasmani seperti berfikir, menanggapi dan menghayati. Demikian pula dalam belajar keterampilan, terdapat koordinasinya dalam menerapkan pengertian dengan prinsip-prisip tertentu.
Diharapkan siswa dapat melakukan belajar dengan cara mengalami sendiri, melakukan hal-hal yang dipelajari, tidak hanya mendengar atau melihat tetapi dipraktekan melalui kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran biasa atau pada waktu libur sekolah, di sekolah atau di luar sekolah secara berkala atau hanya pada waktu-waktu tertentu. Beberapa contoh tentang kegiatan ekstrakurikuler antara lain :
a) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
b) melaksanakan bakti sosial/masyarakat.
c) Mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa (napak tilas).
d) Anjangsana ke tempat orang tua siswa, guru dan sesama siswa di lingkungan masyarakat.
e) membentuk kelompok belajar berdasarkan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan (K5).
f) Meningkatkan keterampilan dalam nenciptakan suatu barang berguna.
g) Melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
h) Mementaskan, memamerkan berbagai cabang seni baik karya siswa/sekolah maupun karya seniman luar.



D. KONDISI YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN WAWASAN WIYATAMANDALA

1. Mentaati Peraturan Tata Tertib Sekolah serta Kepemimpinan Kepala Sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingkah laku dan sikap siswa, guru dan karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan hal-hal yang diharuskan, dianjurkan dan tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Selain itu, dalam tata tertib ada sangsi atau hukuman bagi yang melanggar. Hukuman adalah alat pendidikan yang terakhir, bila cara lain tidak berhasil. Namun demikian dalam menjatuhkan hukuman, perkembangan siswa diupayakan tidak dirugikan. Pengembalian siswa kepada orang tua harus dipandang sebagai upaya yang palin akhir yang hanya dilakukan bila upaya lain tidak berhasil memperbaiki keadaan.
Dalam hal pengelolaan sekolah termasuk pelaksanaan tata tertib sekolah, kepala sekolah merupakan penanggung jawab utama dalam sekolah. Ia harus dihormati dan diakui sesuai dengan kewajiban yang dipikulnya walaupun seandainya ia memiliki status ekonomi, jenjang pendidikan dan kepangkatan yang lebih rendah dari pada yang dimiliki orang tua siswa. Ia berkedudukan sebagai pemimpin utama sekolah yang bersangkutan, meskipun dilakukan pendelegasian wewenang kepada guru atau staf yang lainnya di sekolah itu. Siapapun yang berkepentingan dengan sekolah harus melalui kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan pintu yang harus dilalui oleh orang dalam (aparat sekolah) ataupun masyarakat luar apabila ada hal yang bersangkutpaut dengan sekolah. Maksudnya adalah agar kepala sekolah dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya secara penuh dalam menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya.

2. Hormat dan Taat Kepada Guru
Guru memiliki tugas professional, yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan kepribadian, mengajar dalam rangka mengembangkan kemampuan berfikir dan mengembangkan kecerdasan, dan melatih dalam rangka membina keterampilan. Selain itu, guru juga memiliki tugas manusiawi yaitu membina siswa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan martabat dirinya dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi yang mandiri. Tugas yang paling berat bagi guru adalah tugas kemasyarakatan, yaitu ikut serta mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Guru adalah penyuluh dan pembimbing ke arah masa depan yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan. Tugastugas guru ini akan ringan dan dapat berjalan secara baik bila siswa taat dan hormat pada guru. Taat pada peraturan yang dikeluarkan maupun taat pada pelaksanaan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan hormat di sini lebih dimaksudkan agar siswa sopan santun dan guru sebagai orang yang dituakan, dan orang yang dijadikan panutan.

3. Kerjasama Antara Warga Sekolah, Orang Tua Siswa dan Masyarakat.
Antara warga sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidkan. Orang tua, masyarakat dan guru mempunyai peranan sentral dalam pelaksanaan pendidikan. Warga sekolah khususnya guru memiliki tugas yang tidak ringan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk membantu meringankan tugas guru yang sangat berat itu, perlu adanya kerja sama erat dan saling membantu antara orang tua siswa dan masyarakat dengan guru. Kerja sama ini akan menimbulkan pengertian dan akan lebih membuka cakrawala pandangan orang tua siswa tentang hal-hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab dalam mendidik anaknya. Dengan demikian beban/tugas guru akan lebih ringan karena dengan sendirinya tugas kemasyarakatan yang diembannya akan terbagi dengan orang tua siswa. Dampak positif lain yang dapat diperoleh adalah semakin serasinya fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Sebagai siswa tentu saja haus mengambil peranan dalam meningkatkan kerja sama ini. Siswa harus menjadi tali penyambung antara orang tua dengan guru atau sebaliknya. Siswa juga harus mendorong orng tua agar giat dalam BP3, atau secara teratur mengadakan komunikasi dengan guru. Banyak hal yang memerlukan pemecahan misalnya sarana pendidikan, keamanan dan ketertiban, kesejahteraan, program ekstrakurikuler maupun bahan-bahan yang menyangkut program bimbingan dan penyuluhan siswa.




E. KETAHANAN SEKOLAH MENUNJANG PEMBINAAN WAWASAN WIYATA MANDALA

1. Pengertian Ketahanan Sekolah
Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamik yang berisi kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari luar dan dalam sekolah, yang langsung atau tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi dinamik yang dimaksud adalah suatu kedaan yang menunjukan adanya kekuatan yang positif/baik yang sumbernya antara lain berasal dari para siswa yang telah aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing, maupun unsur yang terkait lainnya seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, tenaga tata usaha dan anggota masyarakat di lingkungan sekitar sekolah.

2. Memelihara dan Meningkatkan Ketahanan Sekolah
Ketahanan sekolah perlu dipelihara dan ditingkatkan karena ketahanan sekolah merupakan prasyarat bagi kelancaran belajar siswa, juga menunjang lingkungan belajar yang aman, tertib dan disiplin. Oleh karena itu jika siswa menginginkan cita-citanya tercapai, maka para siswa harus ikut secara aktif untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Masalahnya bagaimanakah caranya memelihara dan meningkatkan ketahanan sekolah?. Melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang diharapkan akan menumbuhkan sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mentaati dan mematuhi peraturan sekolah yang berlaku. Jika sudah tertanam sikap mental yang demikian, maka akan tercipta suatu ketahanan sekolah yang mantap. Untuk itu perlu diciptakan keadaan yang mendorong siswa untuk:
a) Mentaati dan mematuhi tata tertib sekolah.
b) Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah.
c) Menghormati kepala sekolah, guru, karyawan sekolah dan teman sejawat.
d) Belajar keras, teratur dan berencana.
e) Melaksanakan upacara bendera dengan tertib, disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
f) Melaksanakan senam pagi Indonesia dan senam kesegaran jasmani, agar badan tetap sehat dan segar.
g) Ikut memelihara keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan persahabatan baik di sekolah, rumah maupun masyarakat sekitar.
h) Berusaha untuk bertingkah laku dan berbuat yang baik.
Pertanyaan berikut adalah kapankita lebih mewaspadai peningkatan ketahanan sekolah?
a) Pada saat kelihatan tanda/gejala ketidaktaatan atau ketidakpatuhan para siswa terhadap tata tertib baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
b) Pada saat mulai masuknya pengaruh dari luar seperti buku bacaan yang buruk, film dan kebudayaan asing lainnya yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita, serta perbuatan lainya yang merusak kepribadian siswa.
c) Pada saat nampak gejala tidak lancarnya proses belajar di sekolah yang penyebabnya antara lain adalah jam-jam kosong, adanya kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan.

3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Ketahanan Sekolah
Letak dan lingkungan sekolah mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Pengaruh yang kurang baik misalnya mengendornya disiplin, kurangnya kebersihan, ketertiban, keindahan dan suasana kehidupan yang baik di sekolah. Oleh karena itu sangat baik apabila letak sekolah tidak dekat dengan pusat-pusat keramaian yang memungkinkan keamanan tidak terjamin.
Pengaruh lingkungan yang lainnya yang dapat mengganggu ketahanan sekolah antara lain adalah pengaruh penyalahgunaan narkotika, obat-obatan berbahaya, minuman keras dan kebiasaan merokok. Untuk itu para siswa hendaknya selalu waspada terhadap bahaya-bahaya tersebut. Oleh sebab itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Agar sekolah tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan.
b) Sekolah tidak digunakan oleh sekolah lain yang dapat mempersulit pengaturan dan pengawasan.
c) Hakaman, ruangan dan tempat-tempat ibadah di sekolah harus bersih dan cukup.
d) Proses belajar mengajar di sekolah tidak berlangsung pada malam hari.
e) Tersedianya air dan penerangan yang cukup.
f) Adanya pagar pengaman lingkungan sekolah.


Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kedaan situasi proses belajar mengajar. Ketentraman dan ketenangan merupakan syarat mutlak untuk terwujudnya sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala. Semua itu dapat terwujud manakala ketahanan sekolah tercipta dengan mantap. Dengan keterlibatan semua pihak secara aktif dalam menangani ketahanan sekolah, maka hal-hal yang diharapkan dapat menjadi cita-cita pendidikan nasional akan dapat terlaksana sesuai dengan konsepsi Wawasan Wiyatamandala.
PETUNJUK TEKNIS
LOMBA TATA CARA UPACARA BENDERA (LTUB)

Kata pengantar :…
Daftar Isi :…

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
B. Pengertian
C. Landasan Hukum
D. Maksud, tujuan dan sasaran
BAB II RENCANA DAN TEKNIS UPACARA BENDERA
A. Formulir “A”
1. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal :…
b. Waktu :…
c. Tempat :…
2. Pejabat Upacara
a. Pembina Upacara (BinUp) :…
Cadangan :…
b. Pengatur Upacara (Tura) :…
Cadangan :…
c. Pemimpin Upacara (PinRa) :…
Cadangan :…
d. Pembawa Acara (WaRa) :…
Cadangan :…
3. Petugas Upacara
a. Petugas Bendera :…
b. Pembawa Teks Pancasila :…
c. Pembawa Teks Pembukaan UUD 1945:..
d. Pembaca Do’a :…
e. Pemimpin Lagu (Dirigent) :…
f. Kelompok Paduan suara (jumlah) :…
4. Peserta UpacaraUrutan Acara Upacara
a. Barisan Kelas I (Jumlah)
b. Barisan Kelas II (Jumlah)
c. Barisab Kelas III (Jumlah)
d. Dst
5. Urutan Acara Upacara
a. Acara Persiapan
 Barisan dipimpin oleh masing-masing pemimpin barisan kelas
 Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
 Penghormatan kepada pemimpin upacara
 Laporan tiap-tiap pemimpin barisan
 Pemimipin upacara mengambil alih pimpinan
b. Acara Pendahuluan
Laporan pengatur Upacara ( Tura) kepada Pembina Upacara.

c. Acara Pokok
 Pembina Upacara memasuli lapangan upacara
 Penghormatan Umum
 Laporan pemimpin upacara
 Pengibaran Bendera Merah Putih
 Mengheningkan cipta
 Pembacaan teks UUD 1945
 Pembacaan Teks Pancasila
 Amanat Pembina Upacara
 Menyanyikan lagu wajib Nasional
 Pembacaan do’a
 Laporan pemimpin Upacara
 Penghormatan Umum
 Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara
d. Acara Penutup
 Laporan Pengatur upacara kepada pembina upacara
 Pemimpin upacara menyerahkan pimpinan
 Penghormatan kepada pemimpin upacara
e. Acara Tambahan (bila ada waktu, tidak terlalu lama)
 Pengumuman-pengumuman
 Demonstrasi/keterampilan siswa
B. Formulir “B”
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.
BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Denah Lapangan
B. Susunan Acara Upacara
C. Teks Lagu Indonesia Raya
D. Teks Lagu Mengheningkan Cipta
E. Teks Pembukaan UUD Negara RI 19945
F. Teks Pancasila
G. Teks Amanat Pembina Upacara
H. Teks Lagu Wajib Nasional
I. Teks Do’a
J. Daftar Nama Susunan Pejabat, Petugas dan Peserta Upacara
K. Daftar Perlengkapan Upacara Yang Lainnya.
L. Surat-surat, SK-SK



FORMULIR “B”
TATA CARA
LOMBA TATA UPACARA BENDERA SEKOLAH 2006

No Waktu Acara Uraian Pembawa Acara Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 Ditentukan A. Persiapan
Upacara…Akan Segera Dimulai…
1. Setiap pemimpin barisan menyiapkan barisannya.

2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara
3. Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara.

4. Laporan setiap pemimpin barisan kepada pemimpin upacara




1. Setiap Pemimpin Barisan mengatur barisannya masing-masing

2. PinRa menuju tempat yang telah di tentukan.


3. Aba-aba Penghormatan dipimpin oleh pemimpin yang paling kanan

4. Setiap Pemimpin Barisan menuju/menghadap pemimpin upacara

5. Tanpa diawali dan diakhiri dengan penghormatan setiap pemimpin barisan melaporkan kepada pemimpin upacara.
6. Setelah melapor setiap pemimpin barisan kembali ke sampinh kanan barisannya masing-masing
7. Setelah PinRa mengistirahatkan Peserta Upacara, kemudian balik kanan


Pemimpin memimpin dari depan barisannya

Barisan Pada posisi siap
Aba-aba ”Kepada pemimpin Upacara, hormat grak!”




Kepemimpinan diambil oleh pemimpin upacara. Dengan aba-aba “Pimpinan saya ambil alih, istirahat ditempat grak!..


2 Ditentukan B. Pendahuluan 8. TuRa menghadap BinRa melapor bahwa upacara bendera siap dimulai. Aba-aba “lapor Upacara…Siap dilaksanakan”, Jawaban BinRa “Laksanakan”
3 Ditentukan C. Acara Pokok 5. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara


6. Penghormatan umum kepada pembina upacara.


7. Laporean Pemimpin Upacara


8. Pengibaran Bendera Merah Putih.

9.Mengheningkan
cipta.

10. Pembacaan teks pembukaan UUD Negara RI
1945

11. Pembacaan teks Pancasila

12. Amanat Pembina Upacara
13.Menyanyikan Lagu wajib Nasional
14. Pembacaan Do’a

15. Laporan Pemimpin Upacara
16.Penghormatan kepada pembina Upacara.
17. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara. 9. Setelah selesai laporan, TuRa Mengantar BinRa menuju tempat yang telah ditentukan,
10. Setelah selesai, TuRa kembali ketempat semula.

11. PinRa memberi aba-aba penghormatan dan seluruh peserta upacara menghormat.
12. PinRa bisa maju/tidak memberi aba-aba “Lapor…Upacara..Siap! dilaksanakan.
13. Petugas bendera maju dengan langkah tegap, setelah terbentang memberi aba-aba “bendera siap!”

14. PinRa memberi aba-aba “Kepada Bendera Merah Putih,Hormat…Grak!”
15. kira-kira 20 Cm sebelum Bendera pucuk tiang PinRa memberi aba-aba”tegak..grak”
16. Setelah petugas Bendera memberi hormat, kemudian balik kanan maju jalan dengan langkah biasa.
17. Aba-aba BinRa ”Mengfheningkan Cipta Mulai”
18. Petugas Maju menghadap BinRa dengan langkah biasa kemudian memberi laporan “ Lapor Pembacaan teks Pembukaan UUD Negara RI 1945 siap , dilaksanakan!..
19. Setelah selesai lapor lagi “Pembacaan telah dilaksanakan Laporan selesai..!” kemudian balik kanan dan kembali ke tempat semula dengan langkah biasa.
20. Ajudan memberikan teks dengan 1-3 langkah ke depan, kemudian kembali 1-3 langkah ke belakang


21. Ajudan memberikan naskah dengan gerakan sda
Aba-aba BinRa
“Istirahatkan”

22. Dirigent maju ke tengah lapang untuk
memberikan aba-aba.

23. Pembaca maju 1-5 langkah

24. Gerakan seperti laporan awal, dengan aba-aba “Upacara telah dilaksanakan, laporan selesai.!”

25Gerakan PinRa sda penghormatan awal.

26. BinRa meninggalkan tempat upacara, diikuti ajudan Pemimpin Upacara menyiapkan peserta upacara.


Ketika TuRa kembali ketempat semula, ajudan maju menujupembina upacara.
Waktu menghormat pandangan lurus dan tidak merubah posisi. Yang tidak menghormati TuRa, WaRa, Ajudan, Petugas Bendera dan Tamu undangan.
Jawaban BinRa Lanjutkan

Petugas bendera maju bersamaan dengan dirigent untuk mengambil posisi
Dirigent mengambil Intro dan menyanyikan lagu kebangsaan .bila pakai musik hanya dintro saja . seluruh peserta memberikan penghormatan dengan menoleh/ menghadap bendera.

Selesainya lagu kebangsaan bersamaan dengan sampainya bendera dipuncak tiang
Dirigen pada posisi tetap, untuk melanjutkan dengan lagu mengheningkan cipta.
Seluruh peserta merundukan kepala seluruh lagu bisa diiringi musik.


Jawaban BinRa “laksanakan..”

Jawaban BinRa “kembali ke tempat”

Binra membaca teks diucap ulang oleh peserta upacara.

Aba-aba PinRa”Untuk perhatian Istirahat ditempat Grak!”.
Setelah selesai amanat PinRa langsung menyioapkan kembali, walau tanpa perintah BinRa.

Seluruh peserta upacara menyanyikan lagu wajib, tidak dengan hanya kelompok lagu saja.

Peserta menjawab salam dengan sikap sempurna langsung merundukan kepala.

Jawaban BinRa.”Bubarkan”.

Yang tidak menghormat Tura, WaRa, Ajudan dan Tamu Undangan.

Ajudan langsung ketempat semula.
4 Ditentukan D. Penutup

18. Upacara selesai, barisan dapat dibubarkan 27. Diluar lapangan TuRa Memberi lapran “Upacara telah dilaksanakan Laporan selesai”.


28. PinRa balik kanan untuk menyerahkan pimpinan dengan aba-aba”Pimpinam saya serahkan kembali”


29. PinRa meninggalkan Lapangan Upacara.
TuRa mju untuk memberi laporan dengan diawali dan diakhiri dengan penghormatan jawaban BinRa “Bubarkan “
Kemudian langsung Pimpinan barisan yang paling kanan memberikan penghormatan kepada PinRa.

Pemimpin Barisan Maju ke depan barisan dan membelakangi barisannya.
5 Ditentukan E. Acara Tambahan 30. Bila ada


31. Bila tidak ada Pengumuman-pengumuman atau demonstrasi keterampilan siswa dengan waktu tidak terlalu lama dan setelah selesai pemimpin barisan balik kanan dan membubarkan barisannya
.
Pemimpin barisan balik kanan dan membubarkannya.


……………..,……………2007
Mengetahui
Pembina Upacara



-------------------------

Pengatur Upacara



------------------------





Catatan/keterangan Tambahan.
1. Gerakan dan posisi disesuaikan dengan lapangan
2. Tinggi tiang maks 17 m, minimal 5 m
3. Bendera maks 2x3m, min 1x1,5m
4. Pakaian peserta upacara PSAS, Topi satu warna tanpa dasi (Kep Dirjen Dikdasmen No. 100/C/Kep/D/1991 tanggal 16 Februari 1991, untuk pejabat dan petugas dapat menggunakan pakaian upacara laimmya.
5. Gerakan balik untuk 1-3 langkah cukup dengan 1-3 langkah ke belakang, lebih dari 3 langkah harus balik kanan.
6. Musik pengiring untuk lagu kebangsaan hanya diintro saja dan yang lainnya bisa diiringi sepenuhnya.
7. Lomba dilaksanakan di halaman sekolah
8. Pada saat lomba, tidak ada siswa, guru, TU dan orang lain di ruangan/di luar ruangan.
9. PMR/UKS bukan petugas/peserta upacara, hanya sebagai tim penolong dan pada saat bendera naik tetap menghormat.

Minggu, 13 Februari 2011

UPACARA BENDERA

A.Dasar Pemikiran
Siswa atau peserta didik merupakan bagian dari Generasi Muda dan kader penerus perjuangan bangsa serta merupakan anggota dari masyarakat yang senantiasa harus terus menerus berusaha mengembangkan berbagai potensi dirinya melalui berbagai aspek kegiatan pendidikan baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
Sebagaimana kita ketahui di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (BGHN) dinyatakan bahwa Generasi Muda yang didalamnya termasuk para siswa adalah merupakan penerus Cita-Cita perjuangan Bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional.
Atas dasar itulah Upacara Bendera merupakan sesuatu hal yang perlu dilakukan terutama di sekolah sebagai bekal bagi para siswa yang didasarkan atas kemauan dirinya untuk menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya maupun lingkungan sehingga pada akhirnya akan terwujud siswa siswi yang mandiri dan penuh kreasi.

B. Pengertian
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat dan tertib, sehingga merupakan kegiatan teratur untuk menciptakan kebiasaan yang mengarah kepada budi pekerti luhur.

C. Landasan Hukum
1. Instruksi Presiden Nomor : 14 tahun 1981 tanggal 1 Desember 1981. tentang Pengibaran Bendera Merah Putih.
2. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor : 461/U/1984 tanggal 18 Oktober 1984 tentang Upcara Bendera
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor; 11208/ C/U/1987 tanggal 31 Oktober 1987, tentang Upacara Bendera.
4. Dinas Pendididikan Jawa Barat nomor 151/V/Pendas.2007, tentang Petunjuk Teknis Lomba Tata Upacara Bendera (LTUB) Tingkat Wilayah se Jawa Barat.
5. Rapat Dinas SMA Negeri I Garut, tanggal 22 Mei 2007.
D. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

a. Maksud
1. Sebagai media komunikasi agar terwujud komunikasi yang harmonis antara siswa guru, Kepala Sekolah dan staf tata usaha
2. Agar terwujud sinergisitas di lingkungan sekolah

b. Tujuan
Tujuan Upacara Bendera di sekolah adalah untuk membentuk Patriot Indonesia yang berbudi pekerti luhur, dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Sasaran
Sasaran yang diharapkan dari Upacara bendera, antara lain :
1. memiliki rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan agama
2. memiliki rasa tanggung jawab dan displin pribadi
3. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepda diri sendiri
4. selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari
5. dapat memimpin dan dipimpin
6. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib
7. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.



TEKS PIDATO
PEMBINA UPACARA
Tanggal 5 Juni 2007

ASSALAMU’ALAUKUM WR.WB

YANG SAYA HORMATI BAPAK-BAPAK DAN IBU-IBU TIM PENILAI LOMBA TATA UPACARA BENDERA PROVINSI JAWA BARAT

YANG SAYA HORMATI IBU KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT ATAU YANG MEWAKILI.

YANG SAYA HORMATI BAPAK-BAPAK GURU DAN IBU-IBU GURU STAF PENGAJAR SMAI GARUT

YANG SAYA HORMATI BAPAK DAN IBU STAF TATA USAHA SMA I GARUT, SERTA YANG SAYA CINTAI ANAK-ANAKU PESERTA UPACARA SMA I GARUT

PERTAMA-TAMA MARI KITA PANJATKAN PUJI DAN SYUKUR KEHADIRAT ALLAH SWT, YANG TELAH MEMBERIKAT RAHMAT DAN KEKUATAN KEPADA KITA SEHINGGA KITA MASIH DIBERIKAN KEKUATAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN KITA YAITU MELAKSANAKAN UPACARA BENDERA PADA PAGI INI.

SHOLAWAT DAN SALAM SEMOGA TETAP TERLIMPAH CURAH KEPADA PEMIMPIN BESAR KITA YAITU NABI MUHAMMAD SAW YANG TELAH MENGAJARKAN BERBAGAI MACAM RISALAH KEPADA KITA, DAN TELAH MEMBIMBING KITA DARI DUNIA KEGELAPAN MENUJU DUNIA YANG TERANG BENDERANG.

ANAK-ANAKU YANG SAYA CINTAI !

PADA KESEMPATAN INI SAYA MENGUCAPKAN TERIMAKASIH TERUTAMA KEPADA PARA PETUGAS UPACARA YANG TELAH MELAKSANAKAN TUGASNYA DENGAN BAIK. SAYA BERHARAP SEMOGA APA YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH KALIAN SEBAGAI PETUGAS UPACARA KALI INI BISA LEBIH DITINGKATKAN LAGI TERUTAMA OLEH PETUGAS UPACARA PADA MINGGU YANG AKAN DATANG.

ANAK-ANAKKU PESERTA UPACARA YANG BERBAHAGIA !

DALAM BERBAGAI KESEMPATAN SERING SAYA MELONTARKAN PERTANYAAN KEPADA SESEORANG “ APAKAH ANDA INGIN SUKSES “
JAWABANNYA SELALU ”YA” AKAN TETAPI BILA PERTANYAAN ITU SAYA LANJUTKAN “ SUKSES SEPERTI APA YANG ANDA INGINKAN DAN APA YANG MESTI ANDA LAKUKAN UNTUK MERAIH KESUKSESAN TERSEBUT ? NAMPAKNYA MEREKA MULAI BINGUNG. MUNGKIN KALIANPUN SAMA SEPERTI ITU.
OLEH KARENA ITU , PADA KESEMPATAN INI , SAYA MENGANGGAP PERLU UNTUK MENGUTARAKAN DAN MEMBAHAS MENGENAI BAGAIMANA MERENCANAKAN MASA DEPAN.

ANAK-ANAKUKU YANG SAYA CINTAI !

DR. DAVID J. SCHWARTZ MENGATAKAN BAHWA KEHIDUPAN YANG BESAR SELALU DIMULAI DENGAN IMPIAN YANG BESAR.

PERNAHKAH KALIAN MEMBAYANGKAN BAGAIMANA GEDUNG MONAS ATAU TWIN TOWER DI MALAYSIA YANG TINGGI MEGAH DIBANGUN ? SESUNGGUHNYA SEBELUM PARA ARSITEK MEMBANGUN, PADA DASARNYA PENCIPTAAN TELAH DIMULAI JAUH SEBELUM ITU.

MEREKA MULAI DARI IMAJINASI DAN MENUANGKANNYA DALAM BLUE PRINT (CETAK BIRU).
BEGITUPUN DALAM SETIAP TINDAKAN YANG AKAN KITA JALANI SESUNGGUHNYA HAL TERSEBUT TELAH ADA DALAM PIKIRAN KAMU. PENCIPTAAN PERTAMA SECARA MENTAL UNTUK MELAKUKAN SESUATU DIMULAI DARI IMAJINASI (MIMPI/CITA-CITA).

ANAK-ANAKU SEKALIAN !

SETIAP MANUSIA MEMPUNYAI DUA JENIS PENGLIHATAN, YAITU PENGLIHATAN MATA DAN PENGLIHATAN P[IKIRAN. PENGLIHATAN MATA MENGATAKAN KEPADA KITA TENTANG OBJEK APA APA YANG ADA DI SEKITAR KITA, MISALNYA TENTANG GAMBARAN POHON-POHON, MANUSIA, RUMAH, GUNUNG-GUNUNG, PANTAI DAN BENDA-BENDA FISIK LAINNYA YANG NYATA.

SEMENTARA PENGLIHATAN PIKIRAN ADALAH SUATU KEKUATAN UNTUK MELIHAT BUKAN APA YANG ADA ATAU NYATA. PENGLIHATAN PIKIRAN MEMBENTUK GAMBARAN MASA DEPAN ATAU VISI, MISALNYA MENGENAI RUMAH YANG KITA INGINKAN, PEKERJAAN YANG KITA INGINKAN, JURUSAN SERTA PERGURUAN TINGGI YANG AKAN KITA MASUKI ATAU TENTANG PASANGAN HIDUP YANG KITA DAMBAKAN DSB DSB.

ANAK-ANAKU YANG SAYA BANGGAKAN !

MENDAMBAKAN BERBEDA DENGAN MEMIMPIKAN.
MENDAMBAKAN BERSIFAT PASIF. MENDAMBAKAN LEBIH BERSIFAT ISENG TANPA UPAYA UNTUK MENDAPATKANNYA. SEWMENTARA, MEMIPIMPIKAN LEBIH DIDUKUNG OLEH RENCANA TINDAKAN UNTUK MEMPEROLEH HASIL.


HASILPUN TIDAK BISA DIPISAHKAN DARI PROSES. BILA KITA INGIN MENDAPATKAN HASIL, KITA HARUS MENEMPUH PROSESNYA. PERENCANAAN MERUPAKAN BAGIAN DARI SUATU PROSES.

ANAK-ANAKU PESERTA UPACARA !
DALAM PROSES KESULITAN AKAN MUNCUL. AKAN TETAPI TIDAK ADA KESULITAN YANG TIDAK DAPAT DIPECAHKAN.
JADIKANLAH KESULITAN ITU SEBAGAI TANTANGAN BUKAN RINTANGAN. SETIAP SELESAI MEMECAHKAN SUATU KESDULITAN BERARTI KITA TELAH SELANGKAH LEBIH MAJU DARI SEBELUMNYA.

BAGAIMANA SUATU PERENCANAAN ITU AGAR MUDAH DIEVALUASI, TENTUNYA PERLU DILAKUKAN SECARA BERTAHAP. KITA INGAT BAHWA PERJALANAN YANG PANJANGPUN DAPAT DITEMPUH DENGAN SELANGKAH DEMI SELANGKAH.

ANAK-ANAKU YANG SAYA CINTAI !

MUNGKIN SEKEDAR UNTUK MEMBANTU KALIAN DALAM MEMBUAT PERENCANAAN INGAT KATA-KATA W 5 + H ( WHY, WHAT, WHEN, WHERE, WHO DAN HOW)

- MENGAPA KALIAN MELAKUKAN HAL ITU ?
- APASAJA YANG HARUS KALIAN LAKUKAN UNTUK MERAIH KEINGINAN ITU ?
- KAPAN KALIAN MELAKSANAKAN KEGIATAN TERSEBUT ?
- DIMANA KEGIATAN TERSEBUT DILAKSANAKAN?
- SIAPA SAJA YANG PERLU KALIAN LIBATKAN DALAM KEGIATAN TERSEBUT ?
- BAGAIMANA CARA KALIAN MEMANFAATKAN POTENSI YANG ADA DAN MENGANTISIFASI MASALAH YANG AKAN TIMBUL, SEHINGGA KEGIATAN TERSEBUT AKAN BERJALAN LANCAR SESUAI DENGAN RENCANA

ANAK-ANAKU YANG SAYA BANGGAKAN !

SEKEDAR SARAN , COBALAH KALIAN BUAT RENCANA JANGKA PENDEK MISALNYA, BAGAIMANA AGAR ULANGAN HARIAN YANG AKAN DATANG PADA MATA PELAJARAN KIMIA NILAINYA TIDAK KURANG DARI DELAPAN ?
PADAHAL ULANGAN SEBELUMNYA BERKISAR EMPAT DAN ENAM.
BAGAIMANA PERASAAN KALIAN APABILA TUJUAN YANG DIHARAPKAN TERSEBUT TERCAPAI ?
ITULAH SUKSES KALIAN YANG PERTAMA KALIAN RASAKAN.
TENTU KALIAN RINDU DENGAN SUKSES BERIKUTNYA.

TERAKHIR …..ADA SEORANG AHLI MANAJEMEN BERKATA “ KALAU KITA INGIN SUKSES ADA 3 HAL YANG PERLU KITA PERHATIKAN DAN KITA LAKUKAN, ANTARA LAIN :

1. PERENCANAAN
2. PERENCANAAN
3. PERENCANAAN

DEMIKIAN NASIHAT DAN INFORMASI YANG BISA SAYA SAMPAIKAN. MUDAH-MUDAHAN BISA BERGUNA DAN BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN KALIAN SEKARANG, SERTA DIJADIKAN RENUNGAN UNTUK PERJALANAN KALAIN DIMASA MENDATANG.

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB





























PROPOSAL

LOMBA TATA UPACARA BENDERA (LTUB)
TINGKAT WILAYAH SE JAWA BARAT



Tanggal 5 juni 2007

















Pemerintah Kabupaten Garut
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI I GARUT
JALAN SILIWANGI NO.2 TILP. (0262) 233681 GARUT
2007

SOFT Skill

SOFT SKILL

( Oleh : Drs. Nanang SH, M.Pd )
Disampaikan pada pelatihan Mahasiswa STIE YASA ANGGANA Garut

Fungsi Pendidikan

Untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtrera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa, maupun antar bangsa.

SASARAN PENDIDIKAN

1. Perkembangan Fisik
2. Stimulasi Kreativitas
3. Pembentukan Karakter
4. Perkembangan Afektif
5. Perkembangan Sosial
6. Perkembangan Spiritual

TUJUAN PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
(LIFE SKILL)

1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupan di masa datang
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di sekolah ataupun di masyyarakat.

Pengertian Kecakapan Hidup (life skill)

Adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.

Kecakapan Hidup Meliputi Spektrum :

1. Pekerjaan
2. Kehidupan sehari hari ( di rumah, sekolah, lingkungan masyarakat, tempat kerja)






KECAKAPAN HIDUP TERBAGI 2

1. Kecakapan Hidup Generic (Generic Life Skill) yaitu kecakapan yang mendasar dan umum
2. Kecakapan Hidup Spesifik (Specific Life Skill)

Kecakapan Hidup Generik Meliputi

1. Kecakapan Personal
 Kesadaran Diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk social, makhluk lingkungan,
 Potensi Diri (mengembangkan)
 Kecakapan Berpikir (menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dengan cxerdas, memecahkan maslah secara arif dan kreatif)

2. Kecakapan Sosial
 Kecakapan Berkomunikasi
 Kecakapan Bekerjasama

Kecakapan Hidup Spesifik meliputi

1. Kecakapan Akademik
 Mengidentifikasi Variabel dan Hubungan
 Merumuskan Hipotesis
 Merancang dan melaksanakan penelitian

2. Kecakapan Vokasional Meliputi

A.Kecakapan Vokasional Dasar
 Menggunakan alat-alat dasar yang dilakukan orang normal
 Menggunakan gerak dasar

B.Kecakapan Vokasional Khusus (menekuni pekrjaan tertentu)


APA ITU SOFT SKILL ?

Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mengoptimalkan prestasi, kreasi, inovasi, potensi diri sesuai bakat dan minat.






MELALUI APA ?

Interaksi sesama
Organisasi
Diskusi
Membaca
Interaksi social

AKTIVITAS MANUSIA

1. Alamiah (lambat)
2. Rekayasa (cepat)

TIPE MANUSIA

1. Audio (dengar)
2. Visual (lihat)
3. Kinestetic (gerak)





MENOHOK PERUBAHAN CARA PANDANG
(Kenalilah Diri Sendiri (Plato) Niscaya Anda akan mengenal orang lain)

Pilihlah option yang paling tepat dengan Kepribadian Anda dengan memperhatikan pengalaman yang telah Anda lewati !

1. Menurut pengamatan Anda, orang sukses yang anda kenal, lebih banyak karena factor :
a. Nasib
b. Usaha keras
c. Turunan
2. Keturunan Cina yang ada di Indonesia, rata-rata hidupnya sukses, karena:
a. Nasib
b. Usaha Keras
c. Bawaan
3. Kesuksesan Anda di masa depan ditentukan oleh :
a. Nasib
b. Usaha Keras
c. Keberuntungan
4. Apakah Pendidikan dapat membantu merubah nasib hidup ?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
5. Berapa Harga Keyakinan Anda, bahwa dengan bekal izajah, Anda dapat segera bekerja ?
a. 100 %
b. 50 %
c. 25 %
6. Jika Anda harus memilih mana yang paling dianggap tepat dengan pribadi Anda, bukan dengan yang anda inginkan.
a. Lebih baik hidup miskin tapi soleh
b. Lebih baik hidup kaya sekalipun sombong
c. Lebih baik kaya dibarengi kesolehan diri
7. Menurut perasaan Anda, apakah diri Anda termasuk kategori :
a. Punya visi hidup yang jelas tapi malas
b. Tidak punya visi hidup, tapi mau kerja keras
c. Punya visi yang jelas dan nyali kerja keras
8. Bila Anda gagal dalam melakukan usaha atau gagal dalam mencapai
Prestasi tertentu
a. Sadar pada nasib hidup
b. Sadar pada keterbatasan diri
c. Sadar akan penghinaan dari orang lain
9. Jika anda mengalami rasa malas yang berkeseringan untuk melakukan
Suatu pekerjaan :
a. Berusaha memaksakan diri, tidak memanjakan diri
b. Membiarkan rasa malas hilang dengan sendirinya
c. Berintropeksi, kenapa saya malas
10. Jika Anda memacu diri dengan sabardan kerja keras, maka diri saya :
a. Yakin sepenuhnya akan berhasil
b. Ragu akan keberhasilan yang bisa saya capai
c. Berusaha atau tidak, nasib lebih menentukan
11. Berdasarkan pengalaman dan perasaan yang Anda miliki selama ini :
a. Merasa lebih takut dengan kegagalan
b. Merasa lebih berani menghadapi resiko
c. Merasa banyak takut memulai suatu pekerjaan
12. Perasaan Anda yang sejujurnya, tentang sukses hidup yang diharapkan di masa depan :
` a. dapat dicapai dengan mudah
b.dapat dicapai dengan susah payah
c.bergantung pada nasib diri saja
13. Keyakinan Anda tentang usaha yang akan dan sedang lalkukan
sekarang ini :
a. Agak ragu untuk sukses
b. Yakin akan sukses
c. Berharap nasib baik akan datang

Setiap jawaban yang Anda pilih, renungkan apa mengapa dan bagaimana jawaban tersebut bisa saya pilih kemudian bandingkan dengan jawaban orang lain !


MENGUAK TABIR POTRET DIRI

1. Siapa saya
2. Sedang apa saya
3. Apa kelebihan saya
4. Bagaimana mengoptimalkan kelebihan saya
5. Apa kekurangan saya
6. Bagaimana memperbaiki kekurangan saya
7. Ingin menjadi orang yang bagimana saya
8. Pengfalaman apa yang paling berharga dalam hidup
9. Penagalaman apa yang paling mengecewakan dalam hidup
10. Pujian apa yang paling saya sukai
11. cercaan apa yang paling tidak saya sukai
12. Apa yang akan saya lalkukan bila saya memeiliki waktu
1 menit
1 jam
24 jam
7 hari
1 bulan
1 tahun
10 tahun
13. Prestasi apa yang ingin saya capai
5 tahun ke depan
10 tahun ke depan
25 tahun ke depan
14. Bila saya gagal mencapai prestasi yang saya telah tentukan, apa yang akan saya lakukan
15. Apa yang akan saya lakukan bila saya tidak memiliki uang serupiahpun
16. Apa yang akan saya lakukan bila saya memiliki uang
Rp. 25.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 100.000.000,-

Bila Anda ingin segera menemukan siapa diri anda yang sebenarnya, perbaharui jawaban ini setiap minggu, atau sebulan sekali atau paling lambat setahun sekali. Analisis mengapa ada yang berubah dan tetap. Minta oirang lain untuk mengomentari . Pajangkan di kamar anda agar setiap hari Anda bisa membaca.


POTRET KEPRIBADIAN
JOHARI WINDOW